0

Imigran Dievakuasi ke Seba

Sabtu, 05 Jun 2010,

KUPANG, Timex – Sebanyak 26 orang imigran asal Afganistan yang terdampar di pantai Kolorae Desa Ledeunu Kecamatan Raijua, Rabu (2/6) lalu telah dievakuasi ke Seba, ibukota Kecamatan Sabu Barat, Jumat (4/6) guna ditindaklanjuti mengenai keberadaan mereka di Sabu Raijua.

Evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu nelayan asal Raijua sekira pukul 09.00 Wita Jumat kemarin. Sementara, perahu yang dipakai imigran dibiarkan di Raijua.
Sekretaris Camat Raijua, Salmon Pellokila yang dihubungi Timor Express melalui ponsel di Raijua, kemarin menjelaskan, evakuasi dilakukan Polsek Sabu Barat dipimpin Kapolsek Sabu Barat, Iptu Yosep Dosa.

“Jadi para imigran yang terdampar tanggal 2 Juni kemarin, hari ini (kemarin, red) telah dievakuasi oleh aparat keamanan dari Polsek Sabu Barat yang dipimpin langsung pak Kapolsek. Mereka dievakuasi dengan perahu nelayan dari Raijua sekira pukul sembilan pagi dan dibawa ke Polsek Sabu Barat. Sementara, perahu yang mereka pakai masih ada di Raijua karena memang kapal itu mengalami kebocoran yang cukup parah,” jelas Salmon.

Kapolsek Sabu Barat yang coba dihubungi berulang kali melalui telepon selularnya kemarin di Seba guna mencari tahu keberadaan para imigran yang telah dievakuasi dari Raijua tidak berhasil ditemui hingga berita ini diturunkan.

Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu yang dikonfirmasi Timor Express mengaku, dirinya tidak mengetahui soal keberadaan para imigran yang terdampar di Raijua dan telah dievakuasi ke Seba, walaupun harian ini menjelaskan bahwa para imigran telah di evakuasi ke wilayah yang dipimpinnya.

“Saya tidak tahu adik, kapan mereka terdampar dan terdampar dimana. Benar adik, saya memang belum tahu soal informasi tersebut. Mungkin nanti baru mereka kasih tahu saya karena memang saya juga baru dengar dari adik kalau ada imigran yang terdampar,” ujar Wempy Imanuel Riwu.

Sementara, salah seorang kontak person international organization for migration (IOM) di Sabu, Saul Daud Ndaumanu yang menghubungi Timor Express membenarkan, para imigran yang terdampar di Raijua telah dievakuasi oleh Polsek Sabu Barat dan ditampung sementara di tenda darurat di seputaran Polsek Sabu Rabar di Seba. Para imigran yang terdampar tersebut berasal dari tiga negara berbeda yakni Afganistan, Somalia dan Iran.

“Mereka sudah ada di Seba sekarang dan kita berharap mereka jangan berlama-lama disini. Sebab, seperti pengalaman yang lalu banyak masyarakat yang resah dengan kehadiran para imigran di Sabu Raijua. Untuk itu, kita berharap agar penanganan para imigran ini harus dilakukan secara baik dan kami minta perhatian pemerintah pusat akan masalah ini. Karena ini kali yang ketiga mereka terdampar di Sabu dengan cara dan alasan yang sama yakni kapal bocor,” jelasnya.
1

My Family

Ini Foto - foto keluarga saya yang tercinta......

Saya,Wempy Imanuel Riwu

Istri saya, Erna Riwu-Idje

Anak Pertama, Febrianty E.Riwu

Anak Kedua, Juniarson Riwu

Anak ketiga, Veronika Riwu

Anak Keempat, Putri Riwu.


Foto Keluarga,.....


Anak-anak


Foto Keluarga


Foto keluarga


0

152 Pejabat Sabu Raijua Dilantik

Minggu, 04 Oct 2009,
Dua Jabatan Camat Diperpanjang

SABU, Timex-Setelah beberapa kali mengalami penundaan, akhirnya pelantikan pejabat eselon II, III dan IV lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua terlaksana, Kamis (1/10) kemarin.
Pelantikan ini berdasarkan SK Bupati Sabu Raijua No.SK.800/01/SR/UP/2009 tertanggal 9 September 2009. Adapun pejabat yang dilantik berjumlah 152 personil terdiri atas 13 pejabat eselon IIb, 29 pejabat eselon IIIa, 33 pejabat eselon IIIb, 52 pejabat eselon IVa dan 25 pejabat eselon IVb.

Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly dalam sambutannya mengatakan, salah satu tugas pokok selaku Penjabat Bupati Sabu Raijua adalah membentuk struktur organisasi birokrasi pemerintahan guna terlaksananya roda pembangunan serta pelayanann kepada masyarakat.

Thobias menambahkan, dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat para pejabat struktural yang telah diangkat dapat berprestasi tanpa membeda-bedakan suku/ras dan golongan sehingga tidak terjadi praktek KKN.

"Kuncinya adalah, membangun kerjasama saling menunjang serta saling melelngkapi melalui peran dan fungsinya masing-masing sesuai tuntutan paradigma manajemen modern," papar Thobias seraya mengajak seluruh komponen masyarakat dapat bekerjasama membangun Kabupaten Sabu Raijua.

Ia merinci, saat ini jumlah PNS Sabu Raijua sebanyak 791 PNS, dimana yang dibutuhkan sebagai staf sebanyak 628 PNS. Sehingga total PNS yang baik pejabat maupun staf mencapai 800 PNS.

Pada pelantikan ini jabatan dua camat yakni Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu dan Camat Sabu Timur, Simon Fredrik Mone Home diperpanjang.


PEJABAT ESELON II, III dan IV SABU RAIJUA

=======================================================================
NO : N A M A : JABATAN ESELON
=======================================================================
1. Yulius Uly -------- Asisten I -------- II-b
2. Oktavianus Radja Pono -------- Asisten II/Plt Sekda -------- II-b
3. Thomas Bangke -------- Sekretaris DPRD -------- II-b
4. Drs.Alexander Nawa -------- Kadis PKPO II-b
5. Frederik Bale -------- Kadis PU, Perumahan
Rakyat, Pertambangan dan Energi -------- II-b
6. Johan Alex Doko -------- Kadis Pertanian, Kehutanan
Kelautan dan Perikanan -------- II-b
7. Apriamos Riwunius Uly-------- Kadis Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UKM -------- II-b
8. Jusuf B.Manu -------- Kadis Perhubungan, Pariwisata,
dan Kominfo -------- II-b
9. Alfred William Saununu -------- Kadis Kependudukan, Capil dan
Tenaga Kerja -------- II-b
10. Jonathan R.Djami -------- Kadis Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah II-b
11. Nikodemus Nitaniel Rihi Heke -------- Kadis Inspektur Daerah -------- II-b
12. Alexander P.Kore Nguru -------- Kaban Perencanaan Daerah -------- II-b
13. Melky Kana -------- Kaban Pemberdayaan
Masy. Pemberdayaan Perempuan, KB dan Pemles -------- II-b
14. Wempy Imanuel Riwu -------- Camat Sabu Barat -------- III-a
15. Simon Fredrik Mone Home -------- Camat Sabu Timur -------- III-a
16. Nimrot Bengkiuk -------- Pj. Sabu LiaE -------- III-a
17. Ferdi Junias Malelak -------- Pj.Camat Sabu Tengah -------- III-a
18. Agustinus Matheos Mangi Radja-------- Pj.Camat Hawu Mehara -------- III-a
19. Wellem Lukas Rohi -------- Pj. Camat Raijua -------- III-a
20. Yermias Kome Ballo -------- Pj. Sekcam Sabu Barat -------- III-b
21. Amos Ndolu Eoh -------- Pj. Sekcam Sabu Timur -------- III-b
22. Nelson Lay Lado -------- Pj. Sekcam Sabu LiaE -------- III-b
23. Josthan Uly -------- Pj. Sekcam Sabu Tengah-------- III-b
24. Markus Tallo -------- Pj.Sekcam Hawu Mehara -------- III-b
25. Salmon Pellokila -------- Sekcam Raijua -------- III-b
=======================================================================

Sabu Raijua Miliki Logo Daerah

Sabtu, 03 Oct 2009,


SABU, Timex - Kabupaten Sabu Raijua telah memiliki loga atau lambang daerah. Logo tersebut telah diresmikan, Rabu (1/10).
Ketua panitia sayembara desain logo atau lambang daerah Kabupaten Sabu Raijua, Yulianus Uly yang didampinggi ketua pelaksana sayembara logo, Imanuel Riwu menjelaskan, lomba desain logo telah diumumkan sejak 24 Agustus dan ditutup 15 September di Seba.
Jumlah peserta mencapai 28 orang dengan jumlah desain 58 lembar.

Sedangkan, untuk menentukan pemenang lomba, panitia menggelar pemaparan persentasi logo daerah yang diseminarkan selama dua hari dengan menghadirkan tujuh orang juri diantaranya satu dari tokoh adat yang berasal dari setiap kecamatan, Kecamatan Sabu Barat, Sabu Tengah, Sabu Timur, LiaE, Hawu Mehara dan Raijua. Panitia juga melibatkan juri dari unsur pendidikan.

Hasil penjurian keluar 10 orang peserta dalam nominasi yang ada. Pemenang logo adalah, Mari Mena Djawa dengan meraih uang tunai senilai Rp 5 juta serta piagam penghargaan.
Wempy Imanuel Riwu disela-sela acara menjelaskan, untuk mendapatkan identitas daerah dibutuhkan logo atau lambang daerah yang menggambarkan potensi daerah tersebut. Lambang ini akan dilanjutkan pengesahannya melalui peraturan bupati yang ditetapkan dalam Perda Kabupaten Sabu Raijua.
0

Sayembara Desain Logo Sabu Raijua Ditutup

Sabtu, 26 Sep 2009,
46 Hasil Karya Logo Dipresentasikan

SABU, Timex – Selama sebulan waktu yang disediakan panitia sayembara logo Kabupaten Sabu Raijua. Hingga 15 September, masyarakat umum dan masyarakat Kabupaten Sabu Raijua diberikan kesempatan mengikuti sayembara desain logo atau lambang daerah Kabupaten Sabu Raijua.
Hingga penutusan, sebanyak 46 desain logo Kabupaten Sabu Raijua masuk ke panitia di Seba.
Ketua panitia sayembara logo Kabupaten Sabu Raijua, Julianus Uly melalui anggota panitia, Piter Huky Lena dan Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express di Seba, Jumat (25/9) mengatakan, warga mayarakat yang ikut lomba desain logo Sabu Raijua sebanyak 26 orang, baik secara perorangan maupun kelembagaan di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang serta Kota Kupang.

Warga masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam sayembara desain logo Sabu Raijua berjumlah 26 peserta diantaranya 25 orang (perorangan, red) dengan hasil 44 desain logo dan sebuah lembaga pemuda dari Desa Keduru Kecamatan Sabu Timur mengirim dua desain logo.
Huky Lena mengatakan, jumlah peserta yang ikut ambil bagian dalam sayembara logo Sabu Raijua selain dari Sabu Barat yang mengirim 11 peserta dan Sabu Timur mengirim enam peserta, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang sembilan peserta.

Dari jumlah peserta yang mengirim karyanya adalah 17 orang mengirim masing-masing satu desain logo, yang mengirim dua logo tujuh orang dan yang mengirim tiga logo satu orang serta ada satu orang yang mengirim 12 logo.Sementara, Wempy Imanuel Riwu menegaskan, semua hasil karya desain logo atau lambang Kabupaten Sabu Raijua yang bernuansa historis dan karakter lokal budaya Sabu secara umum sudah ditutup panitia sayembara logo pada 15 September lalu.

Untuk mempresentasikan hasil karya warga masyarakat baik secara perorangan maupun secara lembaga akan dilaksanakan pada 29 September di dikantor bupati Sabu Raijua di Menia. Bagi peserta yang tidak hadir dalam acara presentasi hasil karya logo, dinyatakan gugur termasuk lambang/logo yang sudah masuk ke panitia.

Terpisah, Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobis Uly yang ditemui di ruang kerjanya, kantor Dinas PPO Provinsi NTT, Jumat (25/9) menegaskan, untuk mempresentasikan logo yang telah dikirim, pihaknya telah membuat sebuah tim untuk menilai logo-logo yang telah dimasukan peserta.
Uly mengharapkan, presentasi sudah dapat dilakukan minggu depan dan pada 1 Oktober mendatang, bnersamaan dengan pelantikan pejabat eselon II, III dan IV lingkup Setda Kabupaten Sabu Raijua sudah bisa diumumkan logo yang akan dipakai.

“Kita upayakan tanggal 1 Oktober mendatang sudah bisa diumumkan untuk ditetapkan sebagai logo Kabupaten Sabu Raijua. Nilai filosofi yang harus dilihat,” ujar kepala Dinas PPO Provinsi NTT ini.
0

Selamatkan Lingkungan Hidup

Selasa, 04 Aug 2009,


SABU, Timex - Salah satu program Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly untuk menata pembangunan Kabupaten Sabu Raijua adalah program pelestarian alam dan lingkungan hidup yang semakin hari terjadi abrasi... pantai dan sungai, pembakaran padang dan hutan, penebangan pohon secara serampangan untuk pembangunan dan hilangnya berbagai jenis margasatwa di pulau Sabu.

“Kalau kita tetap memakai pola kebun berpindah dengan membabat hutan dan belukar serta membakar padang, hanya untuk membangun rumah dan lahan untuk kebun, maka kerusakan lingkungan dan alam sekitar kita tak terhindarkan dari kehancuran. Terjadi abrasi, tanah longsor, banjir dan kekeringan sumber air sehingga berdampak pada kehidupan manusia,” jelas Uly dalam kunjungan kerjanya ke Desa di daratan Sabu, belum lama ini.

Menurut Uly, dirinya akan meminta jajaran Polsek serta Babinsa Koramil Sabu Raijua, Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan aparat TNI-AL di Pos AL Sabu Raijua untuk mengawasi setiap kejadian pohon tuak (lontar, red) dan pohon tanaman keras lainnya secara serampangan, pembakaran padang dan hutan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, menertibkan mesin sensor pemotong kayu, larangan menembak burung dan pemakaian bom ikan di laut.

Dikatakan, sejak awal Juni hingga akhir Juli merupakan bulan sosialisasi program kerja Penjabat Bupati Sabu Raijua tentang lingkungan hidup bagi semua warga masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua. Apabila ada warga yang melanggar aturan atau dengan sengaja melakukan tindakan membabat hutan, membakar padang, membom ikan dan kedapatan menembak burung, maka akan ditindak tegas.

Secara terpisah, Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu yang dikonfirmasi Timor Express di Seba, Jumat (24/7) lalu, mengatakan, kebiasaan buruk masyarakat harus dihentikan. Banyak pohon besar di hutan yang ditebang termasuk pohon tuak mulai musnah, karena tidak ada peremajaan kembali.

Hutan menjadi gundul, sumber mata air kering dan menghilang, aliran sungai yang sejuk tidak lagi kelihatan dan sebagian besar sumur galian mengalami kekeringan. Hal ini merupakan dampak kerusakan lingkungan yang perlu diperbaiki dan direhabilitasi agar lahan, air dan hutan dapat dilestarikan untuk kehidupan yang berkelanjutan dan demi kesejahteraan masyarakat.

“Seperti moto dan semboyan Gubernur NTT Frans Lebu Raya tanam, tanam, tanam sekali lagi tanam dan rawat sampai hidup. Mari kita jaga dan pelihara lingkungan kita dengan kita menanam setiap jingkal tanah dengan berbagai tanaman,” kutip Wempy Imanuel Riwu.
0

Pohon Tuak Ganggu Penerbangan

Jumat, 26 Jun 2009,
Di Bandara Teridamu Seba


SABU, Timex--Sebagai kabupaten termuda, Kabupaten Sabu Raijua sudah memiliki satu bandar udara yakni bandara Teridamu-Seba. Sayang, keberadaan sejumlah pohon tuak (Lontar Red), pohon kelapa dan reok yang tumbuh disekeliling bandara sangat mengganggu penerbangan pesawat.
"Baik ketika hendak mendarat maupun lepas landas karena sering dikeluhkan oleh pilot," kata Camat Sabu Barat Wempy Imanuel Riwu dalam tatap muka dengan pemilik tanah di Seba, Rabu (24/6) kemarin.

Bandara Teridamu kata Wempy Imanuel Riwu harus diperluas dan diperpanjang agar bisa didarati pesawat yang lebih besar dengan 42 sit. Saat ini kata dia, dengan panjang landasan 900 meter dan lebar 30 meter sangat tidak memungkinkan didarati pesawat berbadan lebar.

Minimal jelas dia, panjang landsan pacu sekitar 1.500 meter. Hanya saja, sejumlah pohon tuak di sebelah barat, selatan dan timur bandara Teridamu harus ditebang. "Saya minta kepada pemilik tanah dan lokasi disekitar bandara segera menebang pohon yang sudah tinggi. Pemerintah akan memberi ganti rugi berapa pohon tuak dan kelapa yang ditebang," jelas Wempy Imanuel Riwu.

Sejauh ini jelas Wempy Imanuel Riwu, jadwal penerbangan ke Sabu dilayani dua kali dalam seminggu oleh pesawat Merpati jenis Cassa pada hari Selasa dan Rabu. Namun kapasitas pesawat ini sangat terbatas hanya 18 sit padahal jumlah penumpang cukup tinggi.

Terpisah Kepala Syahbandar Seba, F.F. Pandelaki mengaku arus penumpang yang menggunakan pesawat terbang maupun kapal laut cukup tinggi. Khusus kapal laut, rutin dilayani kapal perintis KMP Nemberala dan KMP Berguna. Sedangkan kapal ferry milik PT ASDP Indonesia Cabang Kupang tidak tentu karena selalu berubah-ubah.

Ia mengatakan meski jadwal ferry ke Sabu setiap hari Senin dan hari Jumat namun jadwal tersebut selalu berubah. Padahal pemerintah telah mengalokasikan dana dari APBN tahun anggaran 2009 untuk pembangunan dermaga ferry di sebelah timur Pelabuhan Seba.
0

Empat Camat dapat Tugas Tambahan

Rabu, 24 Jun 2009,


SABU, Timex - Kegiatan pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua sudah berjalan dua minggu di Kota Seba. Walau dalam keterbatasan sarana prasarana dan perlengkapan kantor termasuk meubeler dan komputer belum ada, tetapi tidak menyurut kemauan pelayanan pemerintahan.
Demikian disampaikan Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly kepada Timor Express diruang tunggu bandara Teridamu Seba, Senin lalu. Menurut Thobias, untuk kelancaran roda pemerintahan di Kabupaten Sabu Raijua, dirinya sebagai Penjabat Bupati meminta kepada enam camat yang ada ikut membantu pelayanan pemerintahan dikantor bupati di Menia.

Dijelaskan, dari segi personal untuk jabatan sementara khusus empat camat mendapat tugas tambahan berdasarkan surat penunjukan Penjabat Bupati Sabu Raijua. Keempat camat itu adalah Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu sebagai Kabag Tatapem dan Pemdes, Camat LiaE, Herman Kaho sebagai Kabag Sosial dan Pendidikan, Camat Sabu Timur, Simon F Moneheme sebagai Kabag Organisasi dan Hukum, Camat Hawu Mehara, Dominggus Widu Hau sebagai Kabag Umum dan Perlengkapan. Yang menangani surat menyurat adalah Ramenius Rame Djo yang masih menjabat Kasie Pemerintahan Kecamatan Sabu Timur.

Thobias menjelaskan, untuk mendukung kegiatan kantor dan personalia yang jelas belum ada pegawai. Karena itu, semuanya berangkat dari nol bahkan minus. “Jadi sarana dan prasarana perkantoran saya minta kesediaan para camat untuk meminjamkan meja dan kursi. Bantuan yang paling banyak itu datang dari Kecamatan Hawu Mehara termasuk meja dan kursi yang khusus untuk ditempati Penjabat Bupati,” katanya.

Selain itu, ada bantuan komputer satu unit dari kecamatan, bantuan pribadi dua unit komputer dan satu unit komputer dari kelompok usaha bersama life skill PLS di Seba. Sedangkan, dari segi pembiayaan dirinya menerima bantuan dana hibah dari Pemprov NTT yang sudah dikelola untuk persiapan dan menunjang kegiatan pemerintahan.

Thobias menjelaskan, dana itu sebagiannya dipakai untuk konsultasi struktural organisasi birokrasi Pemkab Sabu Raijua dengan Pemkab Kupang dan Pemprov NTT serta berangkat ke Jakarta untuk bertemu Menteri Aparatur Negara (Menpan) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Tujuan ke Jakarta terang Thobias untuk mendapatkan persetujuan Pemerintah Pusat (Pempus) sehingga bisa terbentuk pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kalau tidak ada halangan, maka pada awal Juli mendatang sudah ada pelantikan Eselon II dan Eselon III lingkup Pemkab Sabu Raijua.

Menjawab Timor Express tentang kekurangan personil/pegawai untuk membantu kelancaran kegiatan pemerintahan, secara gamblang Thobias menjelaskan, pemerintah sementara sedang memikirkan untuk merekrut pegawai honor untuk menempati kekosongan dan kekurangan personil dalam menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan yang baru.
0

Jangan Perberatkan Beban Thobias Uly

Selasa, 16 Jun 2009,

SABU, Timex – Hari pertama Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly berkanto yakni di gedung RSUD Menia-Seba. Ruangan yang dipakai sebagai ruang kerja Penjabat Bupati hanya tersedia sebuah meja biro dan 10 kursi kayu.
Selain itu, ruangan lain yang ada masih kosong dan tidak ada satu maubel sebagai sarana penunjang kegiatan pelayanan pemerintahan. "Sebenarnya ada keprihatinan yang perlu kita simak bersama ketika pulau Sabu diresmikan Pemerintah Pusat dan UU pembentukan Kabupaten Sabu Raijua di NTT oleh DPR RI pada 26 Mei 2009 lalu.

Karena itu kita tidak boleh berpangku tangan, menonton, membebani dan mengharapkan terlalu banyak dari Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly. Sebab tugas dan fungsi penjabat bupati sangat terbatas," kata tokoh masyarakat Seba, Kaleb Kara Lomi dan Ama Wila Malehere dari LiaE.

Pantauan Timor Express di RSUD Menia, untuk pertama kali yang menempati gedung tersebut adalah Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly yang belum dilengkapi dengan staf sekretariat.
Thobias Uly meminta kepada enam camat yang ada di Sabu-Raijua dalam rapat hari pertama untuk membantu dan menopang serta mengkoordinasi SKPD, selain melaksanakan tugas pokok sebagai camat.

Camat yang hadir yakni Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu, Sabu Timur, Simon F Moneheme, Sabu Tengah, Ferry Malelak, LiaE, Herman Kaho, Hawu Mahara, Dominggus Widu Hau dan Camat Raijua, Lorens D Piwo.

Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly kepada Timor Express di rumah jabatan bupati di Rae Nadoro Keduru Sabu Timur, Rabu (10/6) mengatakan, tugas bupati sementara yaitu membentuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD), membentuk DPRD dan mempersiapkan serta melaksanakan pemilihan kepala daerah tahun 2010 secara langsung.

Setelah tiga tugas pokok Penjabat Bupati Sabu Raijua selesai, siapa yang terpilih dalam pilkada nanti, maka pembangunan selanjutnya di Kabupaten Sabu Raijua akan diteruskan bupati definitif.

"Jangan terlalu terlena dan mengharapkan kepada penjabat bupati yang hanya datang untuk mempersiapkan jalan dan bukan untuk mengelola dana proyek. Tetapi program-program pemerintahan akan berjalan mulus nanti pada era bupati terpilih dalam pilkada pertama di daerah ini," ujar salah satu warga Seba yang tidak mau namanya dikorankan.
0

26 Mei, Sabu Raijua Diresmikan

Jumat, 22 May 2009,

KUPANG, Timex-Jadwal peresmian Kabupaten Sabu Raijau akhirnya ditetapkan pemerintah. Melalui rapat segi tiga antara Depdagri, Pemerintah Provinsi (Pemprop) NTT dan Pemkab Kupang di Jakarta, Rabu (20/5) berhasil ditetapkan bahwa peresmian Kabupaten Sabu Raijua, Selasa (26/5) di Jakarta.
"Semua sepakat menyangkut jadwal dan tempat pelaksanaan peresmian sehingga tidak jadi soal," kata Asisten Tata Praja Setda NTT Yoseph Mamulak kepada koran ini, Kamis (21/5) melalui telepon seluler.

Yoseph Mamulak yang mewakili Gubernur NTT mengikuti pertemuan tersebut mengatakan dalam rapat segi tiga tersebut baik Depdagri maupun Pemprov dan Pemkab Kupang setuju penetapan jadwal dan tempat tersebut.

Mamulak mengatakan tempat peresmian di Jakarta karena saat yang bersamaan dilakukan peresmian enam kabupaten baru yakni Sabu Raijua di NTT dan dua kabupaten dari Papua, dua dari Sumatera Utara dan satu dari Riau.

Ditanya mengenai penjabat Bupati Sabu Raijua, Mamulak mengatakan hingga Rabu (20/5) Mendagri belum menandatangani penjabat Bupati Sabu Raijua. "Mendagri belum menandatangai sehingga kita belum tahu siapa penjabat bupatinya," kata Mamulak. Tiga penjabat bupati yang diusulkan Gubernur NTT adalah Thobias Uly (Kadis Pendidikan NTT), Frans Rihi (Karo Ekonomi Setda NTT) dan Melky Kana (Kadis Pendidikan Kabupaten Kupang).


Syukuran Akbar di Seba

Dari Seba ibukota Kecamatan Sabu Barat dilaporkan, syukuran akbar atas peresmian dan pelantikan penjabat Bupati Sabu-Raijua akan digelar di lapangan Napas Ramenyin Kelurahan Mebba Kecamatan Sabu Barat, (5/6) mendatang. Saat ini seluruh persiapan dalam menyukseskan perhelatan akbar ini sedang dipersiapkan di bawah koordinator para camat sedaratan Sabu-Raijua.

Ketua umum panitia, Wempy Imanuel Riwu kepada koran ini di ruang kerjanya, Selasa (19/5) mengatakan acara syukuran bersama seluruh masyarakat baru dilaksanakan setelah acara peresmian dan pelantikan Penjabat Bupati di Jakarta pada Selasa (26/5) mendatang.

Rapat pemantapan acara syukuran bersama ini kata dia, telah dilaksanakan pada Jumat (15/5) lalu bertempat di ruang pertemuan Kecamatan Sabu Barat di Seba. Rapat ini dihadiri camat se-daratan Sabu-Raijua, para kepala desa/lurah, unsur pimpinan kecamatan, pimpinan unit/badan/instansi pemerintah dan swasta, pengusaha, pimpinan parpol dan ormas/LSM/LPM, para kepala SMA/SMK, SMP, SD/TK, tokoh agama dan tokoh masyarakat Sabu.

Syukuran bersama kata dia, akan dirangkai dengan malam apresiasi budaya untuk menghibur para tamu dan masyarakat Sabu Raijua. "Target masyarakat yang hadir dalam perayaan ini kurang lebih 6000 orang berasal dari enam kecamatan yakni kecamatan Sabu Barat, Sabu Timur, Sabu Tengah, Sabu Liae, Hawu Mehara dan Kecamatan Raijua," katanya.

Berdasarkan keputusan panitia kata dia, setiap kecamatan menghadirkan 500 warga. Namun karena antusias warga maka jumlah warga yang hadir dipastikan akan melebihi target.
Untuk kantor Penjabat Bupati Sabu Raijua kata dia, sedang dipersiapkan satu dari gedung RSUD Sabu Raijua di Menia. Seluruh masyarakat Sabu akan bergotong royong membangun pagar dilokasi kompleks RSUD termasuk dilokasi kantor bupati sementara.

Drama Kolosal Paskah Sukses

Rabu, 29 Apr 2009,
Didukung 200 Pemuda Kristen


SABU, Timex – Forum Pemuda Kristen Indonesia (Fopemkris) NTT pimpinan Djemi Haning melakukan perjalanan ke kabupaten persiapan Sabu selama seminggu.
Perjalanan ini dalam rangka pagelaran drama kolosal Paskah 2009 dengan judul, “Tapak-tapak Berdarah” dengan penulis naskah, Jack Wabang. Acara digelar di pelataran Gereja GMIT Pulau Patmos Tulaika Seba Kecamatan Sabu Barat, Kamis (23/4) lalu berakhir dengan sukses.

Ketua Majelis Gereja Yeruel Seba Kota, Pdt Sarah E Bani yang didampingi ketua panitia Paskah, Yulens Koro kepada Timor Express di Seba, Sabtu pekan lalu mengatakan, pagelaran drama kolosal Paskah, Tapak-tapak Berdarah di pulau Sabu sangat sukses.

Ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerjasama dari forum pemuda kurang lebih 200 personil, gabungan dari 125 pemuda asal Kupang dan 75 pemuda Sabu serta dilengkapi panitia Sabu yang berjumlah 50 orang.

Kegiatan Paskah bersama forum pemuda Kupang dan Sabu selain pementasan drama Paskah, forum juga melaksanakan bakti sosial di Gereja Yeruel Seba Kota serta penyiraman tanaman penghijauan di pantai Ledeana yang ditanam masyarakat Seba bersama kelompok tani mitra PLS NTT.

“Keberadaan Fopemkris Kupang di Sabu sangat positif bagi perkembangan kehidupan pemuda di Sabu dan khususnya di kota Seba yang merupakan sentral dan contoh ditengah kehidupan bermasyarakat Sabu. Bahwa pemuda tidak boleh hanya berpangku tangan atau hanya menonton, tetapi harus proaktif dalam bidang pembangunan, kemasyarakatan, sosial dan budaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa kita menuju kesejahtraan, adil dan makmur.

Khusus dalam mengisi dan meletakan pembangunan dasar Kabupaten Sabu yang tidak lama lagi akan diresmikan pada 26 Mei mendatang,” jelas Pdt Sarah. Sementara, Yulens Koro mengatakan, kegiatan Fopmkris di Sabu tujuannya untuk memperingati hari kemenangan dan kebangkitan Yesus Kristus dan merupakan inti dari iman orang Kristen yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat dunia.

Menurut Yulens, terbentuknya Fopemkris dicetuskan oleh tokoh pemuda Kupang asal Sabu, Marthen Luther Dira Tome dan yang terpilih sebagai ketua DPD Fopemkris NTT adalah Jemi Haning. Sementara, di kabupaten persiapan Sabu juga sudah terbentuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Fopemkris Sabu Raijua degan ketua, Anus Terru Bara, sekretaris Mevi H Mena dan bendahara Yuliana Billik.

Pantauan Timor Express selama kegiatan forum pemuda di Seba dalam perayaan Paskah bersama, peserta yang terdiri dari pemuda dedominasi gereja yang ada di Sabu dan turut hadir Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu, Danramil 1604-03 Sabu Raijua, Kapten Pelipus Widodo, Muspika Sabu Barat, KPWK Sabu Barat-Raijua, KPWK Sabu Timur-Liae, Gembala Sidang Katolik, GBI, GPdI, Adventis, GGRI, GMMI, GSJA dan jumlah warga Sabu.

Tiga warga Seba, Denny Ludji, Inaterru dan Wenne Suryani mengakui, acara kegiatan drama kolosal Paskah berlangsung cukup meriah dan berjalan lancar dari pukul 17.00 Wita hingga pukul 24.30 Wita.
0

Dermaga Siap Diperluas

Senin, 20 Apr 2009,

SABU, Timex - Dalam waktu dekat, menurut kepala Syahbandar Seba, FF Pandelaki, dermaga penyeberangan Sabu siap dibangun. Dermaga ini perlu diperluas karena seringkali terjadi tumpang tindih kegiatan bongkar muatan di pelabuhan Seba dan menjadi suatu problema tersendiri.
Dermaga sering dipakai PT Pelni dan PT (Persero) ASDP jika ada transportasi kapal perintis Pelni yang berlabuh, begitupun kapal Ferry milik ASDP.
Pandelaki kepada Timor Express di Sabu mengatakan, usulan diperluasnya dermaga penyeberangan tersebut telah dipertimbangkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi NTT. Pandelaki sangat mendukung dibagunnya sebuah pelabuhan baru atau dermaga penyeberangan ferry yang tepat.

Kendati demikian, hal ini malah bertolak belakang dengan hasil survei dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melalui Satker Pengembangan LLASDP NTT yang mengklaim wilayah dermaga tersebut merupakan wilayah kawasan kerja pelabuhan Seba.

Menurut Pandelaki, tim survei LLASDP NTT di Seba adalah tidak tepat dan tidak pernah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Sabu Barat serta Kakanpel Seba.
Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express, Kamis (16/4) lalu mengungkapkan, mewakili masyarakat Sabu sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah yang telah memperhatikan keluhan masyarakat selama ini.

"Sabu mendapat pembangunan dermaga penyeberangan kapal ferry adalah sangat tepat. Tetapi sangat disayangkan apa yang dilakukan tim survey LLASDP NTT di Seba tidak tepat," tandas Wempy.

Tim ini masih menurut Wempy Imanuel Riwu, telah mengambil tindakan dan keputusan sendiri tanpa mempertimbangkan lokasi pemukiman rumah penduduk. Jika dipaksakan, maka akan terjadi pembongkaran sejumlah rumah warga Sabu yang berada disekitar wilayah tersebut.
0

Tidak Ada Tenaga Dokter

Sabtu, 18 Apr 2009,

SABU, Timex – Mestinya, pelayanan kesehatan untuk daerah terpencil perlu diperhatikan pemerintah secara baik.
Terbukti, fasilitas gedung kesehatan seperti RSUD Sabu Raijua, satu puskesmas, lima pustu, sembilan polindes serta dilengakapi dengan dua unit mobil ambulance untuk melakukan aktifitas pelayanan, tapi tidak didukung dengan tenaga dokter di Sabu.

Hingga kini, tidak satupun tenaga dokter yang bertugas di Sabu. Hal ini mengemuka ketika acara tatap muka Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu dengan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Bupati Kupang, Ayub Titu Eki belum lama ini di Sabu.

Wempy Imanuel Riwu dalam tatap muka mengungkapkan, ketika terjadi KLB diare dan malaria serta penanganan khusus ibu hamil yang mengalamai kekurangan darah, terpaksa pasien yang membutuhkan pertolongan harus dirujuk ke RSU Kupang. Akibat kekurangan tenaga medis (dokter, red) di Seba berdampak kepada masyarakat harus mengeluarkan biaya cukup tinggi ke Kupang.

Wempy Imanuel Riwu mengungkapkan, setiap tahun pemerintah membangun pustu dan polindes, tapi tidak didukung dengan tenaga dokter. Hal senada dibenarkan warga yang ditemui Timor Express. Warga mengeluh ketiadaan tenaga dokter. "Kami harap Pemerintah Provinsi NTT dan Pemda Kabupaten Kupang segera memberi perhatian untuk menempatkan dokter di Puskesmas Seba.

Dokter di RSUD Sabu Raijua di Menia juga harus dibenahi," pinta warga Sabu. Permintaan warga juga mengenai pagar keliling RSUD agar terhindar dari hunian hewan liar seperti domba, kambing serta kuda.
0

RSUD Sabu Dihuni Kambing dan Kuda

Rabu, 25 Mar 2009,

MUBASIR: Gedung RSUD Seba yang telah selesai dibangun namun belum dimanfaatkan sehingga dihuni kambing dan kuda seperti diabadikan beberapa waktu lalu.


SABU, Timex--Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sabu Raijua di Desa Menia Kecamatan Sabu Barat yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT sejak 2006 lalu hingga kini belum dimanfaatkan. Praktis RSUD Sabu Raijua yang dibangun dengan dana miliaran rupiah hanya dihuni kambing dan kuda.

Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express kemarin mengaku, gedung ini belum dimanfaatkan oleh dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kupang guna memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sabu Raijua.

Dikatakan, salah satu dari bangunan RSUD tipe C ini telah dipersiapkan sebagai Kantor Penjabat Bupati Sabu Raijua selama satu tahun setelah Kabupaten Sabu Raijua diresmikan pada 26 Mei 2009 nanti.

Menurut Wempy Imanuel Riwu, Muspika Sabu Barat bersama masyarakat telah sepakat mempersiapkan kantor bupati untuk sementara di salah satu gedung RSUD Sabu Raijua di Menia. Termasuk kantor kantor dinas yang lain akan ditempatkan di Kantor Dinas Bersama di Seba.

Wempy mengatakan, selama ini pelayanan pemerintah kecamatan telah menempati kantor dinas bersama sejak setahun terakhir. Karena kantor Camat Sabu Barat dalam keadaan rusak berat dan sebagian tembok sudah runtuh di makan usia.

"Sehingga dalam kesepakatan bersama Muspika dan masyarakat Seba disetujui agar camat bisa berkantor untuk sementara di kantor dinas bersama Sabu Barat," katanya.

Namun kata dia, untuk kepentingan dan pelayanan yang lebih besar bagi sebuah kabupaten baru kata dia, pihaknya harus kembali lagi menempati kantor camat yang sudah lama ditinggalkan.

"Kantor Camat Sabu yang selama ini ditempati oleh badan/instansi PPK Sabu Barat dan kini berganti menjadi PNPM Mandiri Kecamatan Sabu Barat. Karena kebutuhan, ya kami kembali lagi menempati kantor tersebut," katanya.

Dua warga Seba, Thobias Ludji dan Pius Rohi Djami mengeluh, kalau saja pemerintah mau peduli kepada masyarakat Sabu, kompleks RSUD Sabu Raijua sudah dibuat pagar keliling.

Pagar ini kata Thobi untuk menghindari hewan berkeliarann bebas di bangunan RSUD. Tetapi karena dikerjakan dengan setengah hati, maka yang susah adalah masyarakat banyak yang tidak dapat pelayanan kesehatan yang lebih baik.

"Hampir setiap bulan ada saja warga masyarakat Sabu dan Raijua yang dirujuk ke keluar pulau Sabu ke RSU Kupang untuk mendapatkan perawatan yang intensif," katanya.

Ironisnya ada warga yang meninggal karena kurang kelengkapan alat kesehatan. Begitu pun bagi pasien yang dalam keadaan kritis karena kurang darah akhirnya meninggal dalam perjalanan ke Kupang.

Hal yang sama dikatakan Rohi Djami bahwa boleh-boleh saja kalau pemerintah mau menggunakan salah satu gedung RSUD di Menia. Tetapi harus memikirkan tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat banyak.

"Yang kita lihat dikompleks RSUD Sabu Raijua di Menia yang bakal menjadi kompleks pemerintahan dan mungkin menjadi ibukota Kabupaten Sabu Raijua di Menia," bebernya.

Sampai kini kata dia, belum ada pagar pengaman di sekeliling kompleks rumah sakit. Sehingga rumah sakit Menia hanya dihuni oleh kambing, domba dan kuda karena tidak ada penjaga.

"Jadi mulai dari sekarang pemerintah dan kita sebagai masyarakat Sabu harus siap bekerja keras. Membangun dan menata menyambut Kabupaten Sabu Raijua yang sebentar lagi diresmikan dan pelantikan penjabat Bupati Sabu Raijua pada 26 Mei mendatang," kata Rohi Djami.
0

Pemkab Kupang Bantu 4 Ton Beras

Kamis, 05 Mar 2009,
Kerugian Banjir Masih di Data

KUPANG, Timex--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang telah menyiapkan bantuan berupa beras sebanyak 4 ton untuk dibagikan kepada masyarakat yang dilanda bencana banjir di Pulau Sabu.
Penegasan ini disampaikan Kepala Bagian (Kabag) Sosial Setda Kabupaten Kupang, Dominggus Bulla didampingi Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada koran ini Rabu (4/3) kemarin.

Dikatakan Dominggus Bulla, penanganan penancana banjir yang terjadi di Sabu Barat, pihaknya telah menyiapkan bantuan berupa beras sebanyak 4 ton. Dimana bantuan tersebut diberikan pada para korban bencana, yang nantinya akan di kirim lewat kapal laut. Pengiriman beras bantuan ini sangat tergantung kepada kondisi cuaca .

Untuk itu ditegaskan, bagian sosial sangat membutuhkan laporan perincian bencana banjir sebagai pengangan untuk melaporkan kejadian ini ke pusat. "Saya belum mendapatkan laporan tertulis dari pihak Kecamatan Sabu Barat," tegas Bulla.

Sementara itu Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu usai melaporkan kejadian bencana banjir ini ke Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kupang, Barnabas nDjurumana mengatakan tindaklanjut penanganan bencana banjir saat ini yang dilakukan adalah melakukan pendataan dan mengevakuasi korban banjir ketempat yang lebih aman.

Sedangkan bantuan kata dia, saat Pemkab Kupang telah menyiapkan 4 ton beras bagi masyarakat Sabu Barat yang dilanda banjir. Untuk itu Wempi Riwu mengatakan laporan sudah diserahkan ke Sekda dan bagian sosial. Dimana, Desa Menia, Raekore, Ledeana, Reanyale, Readewa yang dilanda dengan areal sawah dan ladang seluas 210 hektar.

"Sarana prasarana jalan yang rusak yang mengalami kerusakan yakni jalan Desa Jadu sepanjang dua kilometer putus, jalan provinsi Raedewa-Seba 2 Km rusak serta 50 meter tembok penahan rubuh, jalan provinsi Ledeana-Seba terendam air yang mengakibatkan beberapa deker putus," katanya.

Menurut Wempy Imanuel Riwu, total kerugian yang dialami oleh masyarakatnya belum dapat dikalkulasi, karena saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan terhadap kerusakan yang terjadi, baik itu milik masyarakat maupun sarana prasarana umum. "Saya masih menunggu laporan secara terperinci dari Kecamatan," imbuhnya.

Seperti diberitakan koran ini edisi Rabu (4/3)akibat curah hujan yang tidak henti-hentinya menguyur Kecamatan Sabu Barat tepatnya di desa Raeloro selama 10 jam, sekitar 272 rumah, 7 unit gedung sekolah tertimbun lumpur bahkan 1 orang hilang, 7 unit gedung sekolah tertimbun lumpur.
0

Pembangunan Lima USB Terbengkalai

Sabtu, 31 Jan 2009,

SABU, Timex - Proyek pembangunan lima unit sekolah baru (USB) yang tersebar di empat kecamatan se-Daratan Sabu, kondisi fisiknya bervariatif. Ada yang baru mengerjakan fondasinya dan ada yang fisiknya baru mencapai 25 persen.
Lima USB ini adalah, SMP Negeri 4 Sabu Barat di Raekore, SMP Negeri 4 Sabu Timur di Desa Loboaju Kecamatan Sabu Tengah, SMP Negeri 2 Sabu LiaE di Bebae, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Hawu Mehara di Desa Pedarro serta Desa Daieko.

Tokoh masyarakat Desa Raekore, Djara Wadu yang didampingi pemilik tanah, Musa Lede Kore kepada Timor Express disela-sela peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut mengatakan, dirinya sebagai pemilik tanah telah menyerahkan lahannya untuk lokasi pembangunan USB SMP Negeri 4 di Raekore kepada pemerintah dengan sukarela.

Karena menurutnya, sesuai juklak yang ada, proyek pembangunan tersebut telah dikerjakan sejak 3 Desember 2008 lalu, namun realisasinya baru mencapai tahapan pengalian fondasi untuk lima USB.

Terlihat, bahan material seperti besi beton yang harus dipakai berukuran 12 mm, tapi besi yang dibeli hanya berukuran 10 mm. Paku, semen, seng serta bahan bangunan lainnya dibeli langsung dari Surabaya oleh konsultan proyek dengan patokan harga barang di pulau Sabu.

Hal ini telah terjadi pengelembungan harga material yang dilakukan konsultan proyek PT Biro Insinyur Exakta dan Partner. Sedangkan, fungsi ketua komite pembangunan USB SMP Negeri 4 Sabu Barat di Desa Raekore hanya sebatas mengetahui serta menandatangani berkas panitia pembangunan.

"Karena kelima proyek, panitia/komite pembangunan hanya bisa tandatangan dan menerim kerja. Sebab, fungsi komite pembangunan sudah diintervensi oleh konsultan proyek," tandas Djara Wadu.

Sementara itu, Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu disela-sela pelatakkan batu pertama pembangunan USB SMP Negeri 4 di Raekore mengharapkan adanya kerjasama komite pembangunan, para tukang/buruh bangunan yang berpedoman pada bestek yang ada. Proyek ini dikerjakan dengan pola pemberdayaan masyarakat yang melibatkan masyarakat.
0

Camat Kangkangi SK Bupati

Selasa, 23 Dec 2008,

KUPANG, Timex – Pelantikan kepala Desa Ledeana Kecamatan Sabu Barat hingga kini belum dilaksanakan. Walaupun Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu telah mengantongi SK Bupati Kupang nomor 424/SKEP/HK/2008, namun hingga kini, Hawu Here Wila belum dilantik sebagai kepala Desa Ledeana.
Ketua BPD Ledeana Kecamatan Sabu Barat, Hendry Schenkhuysen kepada Timor Express akhir pekan lalu di Kupang sangat menyayangkan sikap Camat Sabu Barat yang belum melantik kepala Desa Ledeana walau telah mengantongi SK Bupati Kupang. Dengan begitu, camat mengangkangi SK Bupati Kupang tertanggal 25 September itu.

Hendry menceritakan, Kamis (27 November) lalu ketika Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah melakukan kunjungan ke Sabu dalam rangka penyelesaian masalah batas tanah, Bupati Medah sempat menanyakan mengenai pelantikan kepala Desa Ledeana kepada Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu. Namun Wempy Imanuel Riwu menjelaskan, SK sudah diterima, namun karena masih ada pilkada dan dirinya ada kedukaan ditambah dengan adanya ancaman dari pihak yang kalah yang dimotori Marthonce Jada Tiri yang didalangi oleh Isboset Radja Pono sehingga belum bisa dilakukan pelantikan kepala Desa Ledeana.

Mendengar alasan tersebut, Bupati Medah lalu memerintahkan kepada Wempy Riwu agar memanggil Isboset Radja Pono untuk menemuinya. Dijelaskan, Senin (1 Desember) ketika dilakukan rapat koordinasi dengan kepala desa se-Kecamatan Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu mengumumkan untuk Desa Ledeana akan diangkat karateker.

Pengumuman ini didengar oleh masyarakat Ledeana, sehingga banyak masyarakat Ledeana yang terus bertanya-tanya. “Saya sebagai ketua BPD, ketua panitia dan beberapa tokoh masyarakat keesokan harinya, (2 Desember, red) tanya ke camat.

Saya pertanyakan pengumuman yang disampaikan mengenai pengangkatan karateker. Hasil pembicaraan, camat katakan sesungguhnya kepala Desa Ledeana sudah dilantik, tapi SK dia belum terima. Ini suatu pembohongan. Padahal, didepan pak bupati, camat bilang sudah terima SK,” kata Hendry.

Padahal kata Hendry, pengiriman SK bupati dari Bagian Pemdes Setda Kabupaten Kupang sudah dilakukan sejak 4 November sebagaimana bukti pengiriman PT Posindo. “Menjadi pertanyaan, mengapa sudah dikirim dari bulan November tapi sampai Desember belum juga sampai-sampai sehingga belum terjadi pelantikan,” sesalnya.

Hendry menyayangkan, sejak 5 Februari hingga saat ini, Desa Ledeana dipimpin oleh Plt kepala desa yang adalah sekertaris desa. Padahal, kewenangan Plt kepala desa sangat terbatas. Hal ini berdampak belum dicairkannya dana alokasi desa (ADD). “Rakyat dirugikan, saya kuatir tutup tahun dana hangus. Siapa yang rugi? Yang rugi kan bukan camat, tapi masyarakat yang rugi,” kata Hendry.
0

Jalan Penghubung di Sabu Rusak Berat

Sabtu, 20 Dec 2008,

KUPANG, Timex - Infrakstruktur jalan di pulau Sabu sangat memprihatinkan. Dimana, jalan yang menghubungkan antara tiga kecamatan di pulau Sabu mengalami kerusakan yang sangat berat. Ini bukan baru saja terjadi karena musim hujan, tapi sudah sejak lama. Hal tersebut belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang.
Peresmian Kabupaten Sabu yang sudah makin dekat, maka hal ini sangat mengganggu arus transportasi antarkecamatan. Untuk itu, diharapkan perhatian penuh dari Pemkab Kupang guna merehabilitasinya jalan penghubung yang rusak.

Demikian penjelasan Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express, Jumat kemarin. Riwu dikonfirmasi mengenai persiapan penyambutan Kabupaten Sabu serta kemungkinan adanya bencana di musim penghujan.

Dikatakan, walau begitu banyak hujan yang turun di pulau Sabu, tapi sampai saat ini belum ada bencana, baik itu banjir, longsor dan wabah malaria serta muntaber di Kecamatan Sabu Barat dan kecamatan lainnya.

Ia menjelaskan, yang menjadi masalah saat ini adalah jalan penghubung antarkecamatan, dimana tiga kecamatan yang ada di Sabu yaitu Sabu Barat ke Sabu Timur, Hawu Mehara dan LiaE terdapat kerusakan yang sangat serius. Dimana, dimusim hujan seperti ini terdapat genangan air di tengah jalan.

Jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan ini terdapat banyak sekali lubang ditengah jalan dan itu bukan baru terjadi dimusim penghujan ini, namun sudah sejak beberapa tahun lalu. Hal ini sangat mengganggu transportasi warga.

Riwu mengatakan, warga Sabu sangat mengharapkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kupang guna memperbaiki jalan raya tersebut, guna dalam penyambutan peresmian Kabupaten Sabu, warga Sabu dapat menikmati infrastruktur yang bagus, khususnya jalan raya. Untuk persiapan penyambutan peresmian Kabupaten Sabu, tegas Wempy Imanuel Riwu, warga Sabu sangat menantinya. Karena hal ini akan lebih mempermudah mereka dalam pengurusak KTP, akta dan lain sebagainya.
0

1.500 Anakan Mangga Raib di Pelabuhan Seba

Senin, 15 Dec 2008,

SABU, Timex - Pendropingan bantuan 1.500 anakan mangga harum manis dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kupang bagi masyarakat Sabu di tiga kecamatan yang dibawa dengan menggunakan kapal fery Cucut, Selasa (2 Desember) lalu ludes dibawa warga.
Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express diruang kerjanya, Rabu (10 Desember) menjelaskan, mestinya, anakan mangga harum manis yang ada dibawa ke desa sasaran disetiap kecamatan untuk dibagikan kepada warga desa berdasarkan juklak yang ada.

Karena bantuan anakan mangga yang dibagikan untuk ditanam dan akan diminta pertanggungjawaban dari setiap petani. "Nah, ternyata warga desa disetiap kecamatan tidak pernah menerima bantuan anakan mangga dari pemerintah. Padahal, nama desa telah dicantumkan di berita acara penerima bantuan anakan," ungkap Wempy.

Akibatnya, para kepala desa datang mempertanyakan kepada camat kapan bantuan anakan mangga dibagikan ke tiap-tipa desa. Terkait masalah tersebut, ia meminta kepada para kepala desa penerima anakan untuk tidak menandatangani berita acara.

Raibnya anakan mangga di pelabuhan Seba menurut Wempy Imanuel Riwu karena para petugas/PPL Pertanian yang bertanggungjawab penuh. Karena bantuan yang diberikan pemerintah bukan dilepas begitu saja di dermaga, namun harus segera mengantar langsung ke desa sasaran untuk ditanam warga masyarakat pada musim tanam ini.

Secara terpisah, PPL Pertanian Hawu Mehara, Michael yang dihubungi Timor Express di Seba menjelaskan, ketika dirinya datang mengecek ke pelabuhan Seba ternyata anakan mangga tidak ada lagi. "Sesuai informasi, anakan mangga itu telah diambil masyarakat," ungkap Michael. Diakui, penyerahan secara resmi ke desa penerima memang tidak terjadi, karena anakan mangga tidak pernah sampai ke desa sasaran.
0

17 Kades di Sabu Dapat Sepeda Motor

Kamis, 04 Dec 2008,

SABU, Timex – Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah akan menyerahkan sepeda motor dinas kepada 17 kepala desa (kades) di daratan Sabu secara simbolis di Seba.
Pembagian sepeda motor tersebut yaitu, Kecamatan Sabu Barat yaitu Desa Raemadia, Roboaba, Delo, Jadu, Ledekepaka dan Titinalede. Kecamatan Sabu Tengah yakni Desa Eimau. Kecamatan Sabu Timur yakni Desa Eiyada, Huwaga dan Keliha. Kecamatan LiaE yakni Desa Lobotalo, Halapaji, Loborui dan Eikare. Kecamatan Hawu Mehara yakni Desa Ramedue, Guri Monearu dan Lederaga.

Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express, Sabtu (29 November) akhir pekan lalu menjelaskan, ke 17 desa yang tersebar di lima Kecamatan di pulau Sabu, sasarannya adalah desa yang pemekarannya beberapa tahun lalu yang belum mendapat sepda motor dinas dari Pemkab Kupang yakni Kecamatan Sabu Barat sebanyak enam unit, Sabu Tengah satu unit, Sabu Timur tiga unit, Sabu Liae empat unit dan Hawu Mehara tiga unit.

Dikatakan, selain pemerataan dan membantu pelayanan terhadap masyarakat di pedesaan, juga bertujuan kebersamaan kepala desa dalam memimpin ditengah masyarakatn, membantu tugas pelayanan pemerintahan desa, apalagi medan di daratan Sabu sangat sulit kalau ditempuh dengan jalan kaki. Karena pada umumnya letak rumah penduduk masih berjarak jauh antara satu dengan yang lain.

Camat LiaE, Herman Kaho dan kepala Desa Delo, Dominggus Kitu Mira menjelaskan, jarak rumah penduduk di LiaE berjauhan satu sama lain. Dengan mendapat sepeda motor, maka tugas kepala desa sudah terbantu soal waktu dan jarak tempuh dapat dimaksimal. “Kami warga masyarakat Sabu-Raijua sangat berterima kasih kepada bapak Bupati Kupang, IA Medah yang telah memberika sepeda motor dinas kepada para kepala desa se-Kabupaten Kupang yang sangat peduli dan perhatian khusus bagi pembangunan Sabu-Raijua kedepan yang baru saja ditetapkan Pemerintah Pusat yaitu daerah Sabu-Raijua menjadi sebuah kabupaten baru,” imbuh Kitu Mira.
0

Kapolres Kupang dan Ketua KPUD Berkunjung ke Sabu

Selasa, 28 Oct 2008,
Pantau Distribusi Logistik dan Koordinasi Mengenai Keamanan

KUPANG, Timex – Kapolres Kupang, AKBP Endang Syafruddin dan ketua KPUD Kabupaten Kupang, Jhony K Tiran, Senin (27 Oktober) kemarin melakukan kunjungan ke Sabu. Kunjungan tersebut didampingi Kasat Reskrim, AKP Marthen Kana serta sejumlah wartawan media cetak dan elektonik dengan menumpang pesawat kasa milik Polda NTT.
Tiba di bandara Terdamu Sabu Barat, Kapolres dan ketua KPUD disambut Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu, Camat Hawu Mehara, Dominggus Widu Hiu, Kapolsek Sabu Barat beserta jajaran Polsek Sabu Barat. Dari bandara, rombongan menuju kantor Lurah Mebba Kecamatan Sabu Barat untuk melakukan dialog dengan para kepala desa, panwas serta PPK se-Kecamatan Sabu Barat.

Kapolres Kupang, AKBP Endang Syafruddin dalam tatap muka di kantor Lurah Mebba mengatakan, kedatangan dirinya ke Sabu untuk bersilaturahmi dan sebagai pengawas dan pengendali (wasda). Karena sebagai Kapolres, di Sabu ada satuan dibawah Polres yaitu Polsek Sabu Barat, Sabu Timur dan Hawu Mehara.

“Sebagai rentan kendali saya harus datang menemui mereka memberikan suport dan semangat kepada anggota saya dan memberikan bantuan dana kepada mereka dan menyampaikan haknya kepada mereka. Saya datang kesini juga untuk memberikan dana kepada mereka.

Tidak levelnya lagi kalau pimpinan datang buat senang lalu dikasih uang. Mohon maaf, sekarang bukan begitu. Justru kami datang untuk kasih uang ke anggota saya,” terang Syafruddin.

Kedatangan dirinya untuk mencari tahu kekurangan yang dihadapi anggota serta apa yang bisa dibantu. Apa yang bisa diperbaiki dan kelengkapan kantor. “Ini sebagai pengawas pengendali kesatuan sebagai pimpinan saya harus mengawasi,” katanya.

Syarifuddin mengatakan, kedatangannya ke Sabu berkaitan dengan profesional dan proporsional yaitu mengecek kesiapan pelaksanaan pilkada. Karena, saat ini sudah masuk dalam masa tenang dan tinggal dua hari lagi sudah dilakukan pemungutan suara. “Secara profesional, saya yang bertanggungjawab menyangkut keamanan. Saya datang kesini untuk mengecek kesiapan pengamanan dari jajaran saya.

Bagaimana kesiapan mereka, personil, peralatan, cara bertindak metode dan sebagainya. Secara proporsional, saya tidak ikut-ikut cara KPUD. Saya disini adalah profesi saya pengamanan. Proporsional saya adalah mengecek anggota saya. Saya datang kesini bersama ketua KPUD,” ujarnya.

Menyinggung mengenai pilkada, Syarifuddin menjelaskan, pilkada atau pemilu adalah pesta demokrasi sesaat untuk memilih kepala daerah yang akan memimpin Kabupaten Kupang. “Sekali lagi ingat, pesta demokrasi sesaat. Kalau saya katakan sesaat, jangan sampai terjadi hal-hal yang bersifat mapan akibat dari sesaat ini. Saya tidak ingin terjadi seperti di Rote Ndao sampai terjadi pembakaran kantor kecamatan yang sudah dibangun sejak puluhan tahun.

Hanya sesaat kantor dibakar, bangun kembalinya susah,” ujarnya memberi contoh.
“Pilkada adalah pesta demokrasi sesaat. Jangan sampai hal-hal yang sesaat ini menjadi korban dan kerugian yang permanen, meninggal dunia, cacat atau gedung yang terbakar atau benda yang dirusak.

Kalau yang meninggal itu anak bapak, saudara bapak, mau nggak? Apakah ini mau terjadi di wilayah Sabu? Itulah pertanyaannya sekarang. Hanya pesta demokrasi sesaat saja apakah mau terjadi gedung yang susah payah dibangun mau dibakar, dihancurkan? Lalu terjadi perkelahian dan ada yang mati, cacat. Apakah mau hanya karena pesta sesaat? Maka janda akan bertambah atau yatim akan bertambah,” tambahnya.

Sementara itu, ketua KPUD Kabupaten Kupang, Johny K Tiran ketika melakukan tatap muka dengan para kepala desa, panwas, PPS dan PPK menjelaskan, kehadirannya untuk melakukan pemantauan menjelang pemungutan suara, Rabu 29 Oktober.

Dikatakan, tujuan kedatangannya untuk mengecek distribusi logistik yang khusus wilayah Sabu dilaksanakan, Jumat (24 Oktober) dan telah tiba, Sabtu (25 Oktober). Tiran mengaku ada beberapa kekurangan-kekurangan sesuai dengan laporan yang diterima dan pihaknya telah membawa ketika melakukan kinjungan tersebut.

Tiran mengatakan, untuk logistik daratan Sabu dan Raijua sudah tidak ada persoalan. “Selain itu, tujuan kedatangan kami adalah dalam rangka memantau karena hari ini mulai didistribusikan logistik ke tingkat desa. Kami juga bisa memberikan penguatan-penguatan bagi teman-teman PPK dan akan mendiskusikan mengenai logistik-logistik serta memantau tahapan pelaksanaan masa tenang.

Selain itu, melakukan koordinasi dengan pemerintah dan aparat keamanan setempat yakni camat dan kapolsek menyangkut persiapan-persiapan menjelang hari ‘H’ sampai dengan selesainya pemungutan dan perhitungan suara nanti,” katanya sembari mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah kecamatan dan para kades serta tokoh masyarakat karena telah selesai pelaksanaan pilgub dengan aman dan tertib.

Tiran menghimbau agar situasi yang kondusif ini terus dijaga hingga tahapan pelaksanaan pilkada dapat berjalan sesuai rencana. “Saya menghimbau agar kita tetap menjaga ketenangan dan ketentraman ini sehingga tahapan ini dapat berjalan sesuai rencana.

Pemungutan dan perhitungan suara hari Rabu sampai dengan perhitungan di tingkat PPS dan tingkat kecamatan dapat berjalan dengan baik. Itu semua dapat terlaksana dengan baik kalau kita mendapat dukungan sepenuhnya dari bapak ibu semua,” kata Tiran.

Sementara itu, Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu mengatakan, pendistribusian surat suara dan kotak suara sudah dilakukan, Senin kemarin sekitar pukul 09.00 Wita. “Jadi tidak ada kendala menyangkut kelancaran pendistibusian logistik yang ada,” ujar Riwu.
0

Rumjab Camat Sabu Barat Memprihatinkan

Selasa, 30 Sep 2008,
Rumjab Sabu Tengah Belum Rampung

KUPANG, Timex – Kondisi rumah jabatan (rumjab) Camat Sabu Barat di Seba sangat memprihatinkan. Rumjab camat ini mengalami kerusakan berat, terlihat sebagian plesteran tembok sudah terkelupas, daun pintu dan plafon sudah terlepas, seng sebagian besar sudah berlubang dan berkarat dimakan usia. Demikian hal itu disampaikan Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express di kantor Bupati Kupang, Senin (29 September) kemarin. Menurut Wempy Imanuel Riwu, pihak kecamatan sudah berulang kali mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang untuk mendapat perhatian dan dana rehabilitasi rumah jabatan camat di Seba. Dirinya sangat berterima kasih kepada pemerintah dan DPRD Kabupaten Kupang yang telah mengakomodir dana rehab rumjab Camat Sabu Barat di Seba tahun 2009 mendatang.

Dalam sidang II DPRD Kabupaten Kupang, hasil pembahasan panitia anggaran terhadap nota keuangan dan rancangan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Kupang tahun anggaran 2008 yang dibacakan Melitus Ataupah Sabtu malam lalu menjelaskan, sesuai dalam konteks pemahaman dan disepakati beberapa hal yang dilandasi tiga prinsip dasar yaitu, berhubung kesepakatan dengan DPRD baru dapat dibuat pada September tahun anggaran berjalan, maka dihindari penambahan kegiatan-kegiatan baru yang pelaksanaannya membutuhkan proses tender.

Walau kegiatan itu telah dijanjikan untuk masuk dalam perubahan anggaran tahun 2008, pada saat pembahasan dan penetapan anggaran induk tahun 2008.
Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana dibawah Rp 50 juta dapat diakomodir dalam perubahan anggaran sesuai kesepakatan bersama serta segiatan kegiatan yang tidak dapat diakomodir dalam perubahan anggaran 2008 akan ditampung dalam anggaran induk tahun 2009.

Khusus untuk pembangunan fisik rumah Camat Sabu Barat yang membutuhkan dana besar, maka program ini masuk dalam anggaran induk tahun 2009. Juga kondisi bangunan kantor camat, rumjab camat dan sekcam Sabu Tengah belum rampung. Termasuk penyediaan meubeler, listrik dan air. Untuk disepakati agar bagian perlengkapan menurunkan tim intuk meneliti bagian-bagian gedung yang belum selesai.

Pengadaan komputer untuk kantor-kantor camat akan diakomodir dalam anggaran induk tahun 2009.Selain itu, dibidang pendidikan kata Ataupah, pembangunan SMK Negeri 1 Sabu Barat akan dibangun dengan dana block grand tahun anggaran 2009. Untuk itu perlu dipersiapkan dana pendamping dalam APBD Kabupaten Kupang tahun anggaran 2009 sebesar 100 persen dari dana bantuan.

Kemudian untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan dua ruang kelas SMPN 3 Sabu Barat perlu ditunjuk pengelola yang bertanggung jawab atas penyelesaian pengerjaan tersebut.
0

Digelar, Pelatihan Kearsipan Tingkat Desa

Kamis, 16 Oct 2008,

SABU, Timex - Sebanyak 40 orang peserta mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) teknis kearsipan dan perpustakaan ditingkat desa/kelurahan. Diklat ini diikuti para sekertaris desa/kelurahan, sekertaris kecamatan dan pela urusan (kaur) pemerintah desa yang tersebar di tiga kecamatan daratan Sabu dan Raijua yakni Kecamatan Sabu Barat, Sabu Tengah dan Raijua selama tiga hari (7-9 Oktober) di balai penerangan Seba Kecamatan Sabu Barat.

Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu membuka kegiatan pelatihan teknis kearsipan di Seba mewakili Bupati Kupang. Dalam sambutan tertulis Bupati Kupang, Ibrahim A Medah yang dibacakan Camat Riwu disebutkan, selain untuk menghimpun data-data pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan, maka seorang seketaris mampu memanage administrasi di kantor dan harus punya arsip surat maupun dalam bentuk buku yang akan disimpan di perpustakaan masing-masing desa/kelurahan dan kecamatan.

"Kearsipan dan perpustakaan sangat menolong kinerja seorang pemimpin, baik dalam pemerintahan (birokrasi), organisasi pemerintah, organisasi swasta seperti Ormas, LSM, maupun secara perseorangan. Jadi dalam menyimpan administrasi yang baik harus ada arsip dan kearsipan itu menjadi sejarah dalam pembangunan manusia menuju kemandirian,” jelas Wempy Imanuel Riwu.

Dikatakan, pembangunan itu bukan hanya pembangunan fisik saja, tetapi dibarengi dengan upaya pemberdayaan SDM untuk mendapatkan keahlian dalam bidang masing-masing. Karena itu, seorang seketaris harus dibekali dengan pelatihan kearsipan dan perpustakaan supaya menjadi profesionalisme.

Secara terpisah, ketua tim kearsipan Kabupaten Kupang, Ramli Ika kepada Timor Express disela-sela kegiatan pelatihan menjelaskan, kegiatan pelatihan kearsipan di tingkat desa/kelurahan di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Kupang tahun 2008 dilaksanakan secara bertahap.

Kegiatan pelatihan di pulau Sabu dan Raijua sebenarnya diikuti tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Sabu Barat, Sabu Tangah dan Raijua dengan target 40 peserta. Namun utusan dari Kecamatan Raijua tidak dapat hadir karena keadaan cuaca di selat Raijua yang tidak bersahabat, sehingga kegiatan kearsipan tahun ini hanya diikuti 40 peserta dari dua kecamatan yaitu Sabu Barat dan Sabu Tengah.
0

Warga Sabu Tengah Serahkan Tanah

Sabtu, 27 Sep 2008,
Untuk Bangun Lapangan Terbang

SABU, Timex – Salah satu persyaratan agar pesawat terbang yang lebih besar bisa masuk dan mendarat di bandara Terdamu Seba adalah memotong pohon yang sudah tumbuh tinggi di sekitar areal pendaratan pesawat, maupun yang hendak take off.
Karena, sangat mengganggu pesawat yang berbadan besar seperti pesawat Trigana Air yang berkapasitas 44 sit dan sangat diperlukan perluasan lapangan terbang paling kurang sepanjang 1.500 meter. Sehingga, ketika pesawat hendak manufer turun maupun manufer naik (take off) tidak lagi menjadi halangan dan kendala bagi pilot.

Demikian disampaikan Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express di Seba belum lama ini. Menurut Riwu, masalah perluasan lapangan terbang Terdamu Seba yang merupakan satu-satunya lapangan terbang perintis di Kabupaten Kupang, sudah saatnya diperluas guna kepentingan dunia penerbangan dimasa depan.

Dikatakan, sejak lama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang sudah menghimbau dan meminta masyarakat Seba yang tinggal disekitar lapangan terbang segera memotong pohon yang sudah tinggi, seperti pohon tuak (lontar), kelapa dan pohon kayu reok (kedondong hutan). Kalau pohon-pohon tersebut tidak dipotong, maka sangat mengganggu sekali ketika pesawat hendak turun maupun hendak naik. Tetapi hingga kini, belum satu pohon pun ditebang, karena pemilik pohon menuntut ganti rugi sebesar Rp 1 juta per pohon termasuk harga pohon reok.

Dikatakan, Pemkab Kupang melalui Kecamatan Sabu Barat bersama muspika, kepala bandara Terdamu Seba, Kelurahan Mebba dan warga Seba yang tinggal disekitar lapangan terbang sudah melakukan rapat dan pendekatan dengan pemilik pohon berulang kali, namun tak membawa hasil yang mengembirakan.

Awal September 2008 kembali lagi pihak kecamatan bersama Muspika Sabu Barat menggelar rapat bersama para pemilik tanah dan pohon serta puluhan kepala keluarga (KK) yang berdomisili disekitar lapangan terbang Terdamu, menyepakati soal ganti rugi lahan, pohon yang akan ditebang dan rumah permanen yang digusur nanti demi pembangunan dan perluasan lapangan terbang, maka ditaksasi anggaran ganti rugi sebesar Rp 6 miliar lebih.

“Hal ini sudah saya laporkan kepada bapak Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah ketika dalam tatap muka dengan masyarakat Sabu Barat di Tenihawu istana raja Sabu di Seba, (20 September) sehubungan dengan kunjungan kerja (kunker) Bupati Kupang dalam safari keliling Sabu dan Raijua,” papar Riwu.

Secara terpisah, empat warga Seba yang tinggal disekitar lapangan, Vecky Adoe, Mia Musa, Rudy Berel, Junus Ridho dan ibu Fans Radja Haba kepada Timor Express mengeluh tentang perluasan lapangan terbang Terdamu. “Kami masyarakat Sabu sangat senang, tetapi soal ganti rugi tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Pemerintah hanya mampu bayar ganti rugi Rp 6 miliar lebih dan masih ada rumah dan lahan warga yang belum terdata baik. Kalau perhitungan kami warga yang kena gusur perluasan lapangan sekitar Rp 30 miliar, jadi kami tidak setuju dengan ganti rugi yang akan dibayar pemerintah,” kata Ridho.

“Kami sangat sulit mencari tanah untuk membangun rumah dan lahan kebun, kalau harga ganti rugi hanya sebesar itu. Sebab kami sudah miliki sertifikat tanah. Selain itu kami sudah sejak puluhan tahun bahkan ada KK yang sudah tinggal sejak zaman Belanda sebelum Indonesia merdeka. Ada solusi yang kami tawarkan, bagaimana pemerintah cari lokasi lain yang penting lokasi yang masih kosong di daratan Sabu. Sebab, kami dengar ada tuan tanah yang mau berikan tanah untuk pembangunan lapangan terbang baru. Tolong pikirkan nasib rakyat kecil jangan pemerintah mau menang sendiri,” pinta ibu Radja Haba.

Dalam kunjungan rombongan Bupati Medah ke Eimadake Kecamatan Sabu Tengah, ketika acara tatap muka masyarakat mengusulkan tanah untuk pembangunan lapangan terbang baru yang lebih luas. “Saya siap memberikan lahan untuk bikin lapangan terbang di Desa Eilode yang lebih luas, berapa saja kebutuhan untuk lapangan pasti saya berikan dengan cuma-cuma. Yang penting ada kompensasinya yaitu Pemkab Kupang harus bangun sebuah SMA atau SMK di Sabu Tengah,” pinta Obed Nego Rata, pemilik tanah terbesar di Sabu Tengah.

Seperti disaksikan Timor Express, Bupati Medah dan Dandim 1604 Kupang, Letkol (Inf) Aris Tri Priyanto telah meninjau lakasi lahan untuk pembangunan lapangan terbang yang baru di pulau Sabu. Karena itu, hal ini menjadi pertimbangan pemerintah, apakah mau memperluas lapangan terbang Terdamu di Seba dengan mengorbankan warga masyarakat atau membangun yang baru. Sehingga, pengeluaran anggaran bangun lapangan terbang baru dapat dinimalkan ketimbang pengeluaran besar untuk ganti rugi dengan dana yang lebih besar.
0

Warga Hibahkan Tanah Bangun 5 USB

Jumat, 26 Sep 2008,
SMP di Pulau Sabu

SABU, Timex-Salut buat warga masyarakat di Pulau Sabu, Kabupaten Kupang. Demi mendukung program pembangunan pendidikan dan masa depan anak didik di pulau terjauh dari ibukota Kabupaten Kupang itu, sejumlah warga dengan rela dan iklas menghibahkan tanahnya untuk ...
pembangunan lima unit sekolah baru (USB) SMP. Lima USB yang akan dibangun tersebut mendapat alokasi dana sebesar Rp 6,5 miliar, yang merupakan dana bantuan dari pemerintah Australia, Pemerintah RI melalui Pemprov NTT dalam hal ini Dinas P & K NTT.

Kelima sekolah baru yang akan dibangun itu, yakni yakni SMPN 4 Sabu Barat di desa Raekore, SMPN 2 Sabu Tengah di desa Loboaju, SMPN 2 Sabu Liae di Desa Deme, SMPN 2 Hawu Mehara di desa Daieko, dan SMPN 3 Hawu Mehara di desa Pedarro. "Masing-masing USB SMP mendapat dana sebesar Rp 1,3 Miliar dalam tahun anggaran (TA) 2008/2009," kata Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express ketika melakukan kunjungan kerja ke Desa Raekore, tanggal 17 September lalu.

Saat kunjungan itu, Camat Wempy Imanuel Riwu, meninjau lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan USB SMPN 4 Sabu Barat.

Kunjungan itu, kata Camat Riwu sebagai bentuk penghormatan sehubungan dengan telah diserahkannya surat tanah oleh Musa Lede selaku pemilik tanah sekaligus ketua suku di Raekore sebagai hibah untuk pembangunan USB SMPN 4 Sabu Barat. "Lokasi atau lahan untuk membangun SMP ini sudah dipatok batas-batasnya, dan siap dibangun. Tinggal dananya terealisasi, pekerjaan proyek sudah bisa dimulai," ungkap Camat Wempy Imanuel Riwu. yang menambahkan, dana sebesar Rp 1,3 miliar itu untuk membangun 9 ruangan kelas, kantor sekolah, ruangan kepala sekolah, ruang kerja guru, aula dan labotarium sekolah.

Sementara itu, pemilik tanah Musa Lede menjelaskan, semua surat tanah yang berhubungan dengan hak kepemilikan tanah sudah diserahkan kepada pemerintah melalui Kadis P dan K NTT beberapa waktu lalu. "Kami menyerahkan tanah ini dengan maksud untuk mendekatkan pelayanan pendidikan khususnya SMP bagi anak-anak kami. Maklum, anak-anak kami yang tamat SD dan mau melanjutkan ke SMP harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Karena itu, dengan diserahkannya tanah ini, kami berharap pembangunannya segera direalisasikan," pinta Musa Lede.
Dengan dibangunnya USB SMPN 4 Sabu Barat, kata Musa Lede, para lulusan dari SD Negeri Maballa Raekore, SD Negeri Luipau Raekore, SD Inpres Delo, SD Negeri Eiwou Kecamatan Sabu Barat, SD Negeri Matei Kecamatan Sabu Tengah, sebagian anak dari SD Negeri Bebae dan SD Negeri Deme Kecamatan Sabu Liae tidak perlu jauh-jauh mencari SMP hingga ke Seba, tapi bisa di SMPN 4 Sabu Barat.

"Letak SMPN 4 Sabu Barat sangat strategis sebab berada di tengah-tengah tiga kecamatan di pulau Sabu," jelas Musa Lede.
Hasil pantauan koran ini beberapa lokasi pembangunan seperti SMPN 2 Sabu Tengah di Desa Loboaju, SMPN 2 Sabu Liae di Desa Deme, SMPN 2 di Desa Daieko dan SMPN 3 di desa Pedarro keduanya di Kecamatan Hawu Mehara, sudah siap untuk dilaksanakan. Ini karena pemilik tanah sudah menyerahkan lokasi tanah untuk pembangunan SMP tersebut.

"Warga sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Karena itu, mereka sudah merelakan tanahnya untuk dibangun sekolah. Karena itu, kami berharap dananya cepat direalisasikan sehingga pembangunannya bisa berjalan," kata tokoh masyarakat di Seba, Kaleb Kana Lomi dan tokoh masyarakat Sabu Liae, Leonidas Penu Weo saat ditemui bersama.
0

Potensi SDA di Pulau Sabu Harus Digarap

Selasa, 16 Sep 2008,
Kunker Bupati Medah dan Rombongan ke Sabu-Raijua

SABU, Timex - Bupati Kupang, Ibrahim A Medah didampingi istri, Ny Corry Medah beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Sabu-Raijua selama empat hari, terhitung 12 September hingga 15 September.
Medah beserta rombongan yang tiba di bandara Terdamu Seba disambut lima camat se-Daratan Sabu. Lima Camat itu antaranya, Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu, Camat Hawu Mehara, Dominggus Widu Hau, Camat Sabu LiaE, Herman Kaho, Camat Sabu Timur, Simon P Moneheme beserta pejabat teras lingkup Sabu-Raijua.

Bupati dan rombongan disambut dan langsung menuju rumah jabatan Camat Sabu Barat Wempy Imanuel Riwu, yang dilanjutkan melakukan kunjungan ke Desa Wadumeddi Kecamatan Hawu Mehara. Kunjungan ini disambut ribuan warga dari 10 desa di kecamatan itu.

Medah sangat berterima kasih untuk semua kerjasama yang telah terjalin selama ia menjabat sebagai Bupati Kupang dua periode. Medah dalam tatap muka dengan masyarakat Hawu Mehara mengatakan, pulau Sabu jika dilihat dari PAD sangat minim, namun pulau Sabu sangat kaya akan sumber daya alam (SDA). Banyak SDA yang belum digarap secara maksimal.

Karena menurut Medah, pulau Sabu selain komoditas rumput laut yang bagus, ada juga kekayaan alam yang belum tergarap seperti batu mangan, gas alam serta potensi pariwisata yang dimiliki masyarakat Sabu.

Bupati Medah mengatakan, untuk mencapai suatu kesejahteraan masyarakat Sabu, maka ada tiga hal bidang pembangunan yang perlu menjadi fokus utama diantaranya, bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Semasa kepemimpinannya, Medah melihat bahwa hanya Kabupaten Kupang satu-satunya kabupaten yang berani mengalokasikan dana melalui APBD II untuk dikelola secara langsung melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) untuk menuju masyarakat mandiri dan sejahtera, ketimbang langsung memberikan dana kepada rekanan yang akan memperoleh keuntungan untuk dirinya sendiri.

"Jadi, program pemberdayaan bertujuan selain untuk mensejahterakan masyarakat, namun juga untuk memberikan lapangan kerja kepada masyarakat,” papar Medah. Untuk itu, Bupati Medah menegaskan, potensi SDA di pulau Sabu harus digali dan dikelola untuk masyarakat di desa yang ada.

Medah dalam kunkernya melihat potensi batu mangan, pohon lontar yang dapat dijadikan potensi komoditi SDA yang bagus untuk dikelola. Terwujudnya impian itu, Medah menghimbau kepada seluruh masyarakat Sabu-Raijua untuk bahu-membahu membangun Sabu.
0

Harga Beras di Sabu Naik, Kupang Stabil

Rabu, 03 Sep 2008

SABU, Timex--Memasuki Lebaran harga sembako khususnya beras di Pulau Sabu dan Raijua Kabupaten Kupang melonjak naik. Sekarang harga beras 25 kg Rp.170 ribu sedangkan 50 kg dijual Rp 340 ribu atau rata-rata Rp6.800/kg.
Ihwal kenaikan harga beras ini dikeluhkan warga Sabu, Is Djami Hau, Ina Para Miga dan Ama Henry Gie yang ditemui Timor Express di pasar Seba, Selasa (2 September) kemarin.
Baik Is Djami Hau, Ina Para Miga dan Ama Henry Gie mengaku kenaikan harga beras bisa menjadi Rp.7.500/kg.

Kondisi ini berawal sejak awal Agustus lalu dimana kapal pengangkut beras asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengggara tak beras ke Pulau Sabu-Raijua. "Dalam minggu ini, kalau tidak ada kapal dari Sulawesi yang datang untuk pemasokan beras di Sabu, maka akan terjadi kelangkaan hebat dan harga beras yang masih sisa dipedagang/pengecer tentu beras diprediksi naik lagi dari Rp.7.500/kg menjadi Rp.8000/kg," ungkap ketiga warga ini.

Warga Sabu kata mereka sangat kuatir dengan keadaan yang terjadi. Kelaparan akan melanda masyarakat Sabu dan Raijua. Dimana hampir 90 persen, warga mengkonsumsi beras.
Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu melalui Kepala Seksi Ekonomi Kecamatan Sabu Barat, Obed Pay ketika ditemui Timor Express di Seba menjelaskan, terjadinya kelangkaan beras di Sabu khususnya di Seba pasalnya, tidak ada kapal pengangkut beras milik saudagar Bugis (Sulawesi) ke Sabu.

Warga kata dia, sangat mengharapkan Pemkab Kupang dapat memasok beras dari Bulog Kupang untuk persediaan beras bagi warga Sabu Raijua. Obed Pay menambahkan pemasok beras di Sabu adalah beras antar pulau yang dibawa oleh perahu Sulawesi. Sedangkan beras Dolog hanya datang melalui program Raskin yang diterima peserta Raskin saja.

Sementara hasil pantaun koran ini di Pasar Kasih Naikoten, Selasa (2 Agustus) menjelang Lebaran harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, kerupuk, kacang ijoh masih stabil.

H. Usman, pedagang di Pasar Kasih mengaku harga beras jeruk Rp 130.000/karung 20 kg, harga eceran Rp 7.000/kg, beras nona kupang Rp 215.000/karung 40 kg, harga eceran Rp 5.500/kg. Beras gudang Rp 210.000/karung 40 kg, eceran Rp 5.000/kg sedangkan beras mol eceran Rp 5.000/kg. "Untuk beras mol kita jual eceran saja karena kita beli juga secara eceran dan terkadang satu karung belum jelas ukurannya," ujarnya.

Sedangkan minyak goreng (migor) merk bimoli dijual sesuai dengan ukurannya untuk ukuran satu liter Rp 15.000, ukuran dua liter Rp 28.000 dan ukuran lima liter. Migor merk Filma satu liter Rp 15.000 dan dua liter Rp 28.000 dan Mmgor Alibaba ukuran lima liter dijual Rp 60.000.

Harga gula pasir Rp 7.000/ kg, terigu Rp 7.500/ kg, harga kacang ijo Rp 8.000/ kg, kacang tanah Rp 14.000/kg, kerupuk udang Rp 10.000/ kg dan kerupuk kentang Rp 15.000/ kg. "Harga-harga barang ini belum mengalami kenaikan" kata H. Usman pemilik kios B 12 di pasar Kasih Naikoten.
0

Kantor Desa Raemude Terbakar

Rabu, 20 Aug 2008

KUPANG, Timex – Kantor Desa Raemude yang terletak di Dusun I Eiwou Kecamatan Sabu Barat, Sabtu (16 Agustus) sekitar pukul 24.00 Wita terbakar. Akibatnya, kantor desa yang jauh dari pemukiman itu rata tanah. Tidak ada barang yang dapat diselamatkan.
Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu kepada Timor Express melalui saluran telpon, Minggu (17 Agustus) menjelaskan, terbakarnya kantor Desa Raemude secara kronologis tidak diketahui warga yang tinggal disekitar balai desa. Hanya saja, Minggu (17 Agustus) sekitar pukul 00.30 Wita, baru warga mengetahui ada kobaran api yang menyala membumbung tinggi.

Ketika ditelusuri, ternyata api tersebut berasal dari kantor Desa Raemude yang sudah terbakar.
Tidak ada satu barang investaris desa maupun buku-buku administrasi dalam kantor desa yang terselamatkan, karena letak kantor desa jauh dari pemukiman penduduk dan jauh dari sumber mata air. Hal ini menyebabkan warga yang datang hendak menolong hanya bisa menonton saja. Sebab, seluruh kantor desa sudah dikuasai api.

“Barang-barang seperti empat puluh kursi plastik, tiga meja biro, lima bangku panjang, tiga lemari buku, puluhan papan kayu jati dan buku-buku administrasi desa semuanya ikut terbakar. Kecuali sebuah mesin tik yang tidak ikut terbakar karena selama ini mesin tik tersebut sementara berada dirumah sekertaris desa. Setelah diteliti ke TKP oleh aparat keamanan dan Polisi Pamong Praja dari kecamatan, untuk sementara kantor Desa Raemude itu diduga dibakar orang,” beber Riwu.

Dikatakan, mulai kemarin, kegiatan kemasyarakatan dan pemerintahan desa dilaksanakan untuk sementara diruang konsistori Gereja GMIT Imanuel Eiwou-Raemude, setelah dirinya sebagai camat melakukan pendekatan dengan pendeta dan badan harian Gereja Imanuel Eiwou-Raemude.

Salah seorang Kaur Pembangunan Desa Raemude, Frans Moa yang dihubungi mengatakan, dirinya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sabu Barat di Seba dan ke Camat Sabu Barat. Menurut Moa, warga baru mengetahui ketika terdengar bunyi letupan kecil dan ada asap tebal yang menyengat hidung warga yang sementara tidur.

Diceritakan, ketika warga desa keluar rumah dan mengecek asal asap dan bunyi letupan, ternyata asal api dari kantor desa yang tengah terbakar. “Di Desa Raemude belum ada jaringan listrik yang masuk, jadi kemungkinan besar kantor desa tersebut ada orang atau oknum yang sengaja membakar diwaktu tengah malam sementara penduduk desa sedang tidur lelap,” duganya.

Kapolsek Sabu Barat, Ipda Wahyu Hidayat yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari aparat desa tentang peristiwa terbakarnya kantor Desa Raemude. Dikatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan mengumpul data lapangan.
0

Sabu-Raijua Berpotensi Besar Jadi Kabupaten

Sabtu, 16 Aug 2008,
Pemkab Kupang Siapkan Dana Untuk Kabupaten Sabu-Raijua

KUPANG, Timex – Hasil survei tim Dewan Pengkaji Otonomi Daerah (DPOD) Departemen Dalam Negeri (Depdagri) bersama Wakil Bupati Kupang, Ruben Funay ke Sabu belum lama ini, menyebutkan, Sabu-Raijua mempunyai potensi yang tinggi menjadi suatu daerah otonomi. Karena itu, perlu dipertimbangkan dan ditingkatkan statusnya dari kecamatan menjadi daerah otonomi atau kabupaten. Atas nama Menteri Dalam Negeri, Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Sudjuangon Sitomorang memerintahkan Sekertaris Ditjen Otonomi Daerah, Ujang Sudirman sebagai ketua tim DPOD Depdagri bersama tujuh orang personil yang merupakan tim DPOD dan Penataan Daerah Pemekaran Wilayah yang dikethuai Ujang Sudirman sebagai Sekertaris Dirjen Otda, Siti Zahro Kasubdit Penataan Daerah dan Otonomi Khusus Wilayah I, Letkol (Inf) A Robert Rury Dit PPKBN Ditjen Polhutkam Dephan, Ahmad Yani Kasubdit Penataan dan Pengembangan Kapasitas Daerah, Anton Tarigan Kasubdit pada Bappenas, Darwis Sitinjak Kasie pada Subdit Penataan Daerah Pemekaran Wilayah I, Hestiany staf pada Subdit Penataan Daerah Pemekaran Wilayah I dan Ikhsan sebagai tim pengkaji melakukan survei di Sabu.

Tim DPOD tidak mempunyai wewenang untuk menyatakan Sabu-Raijua layak menjadi Kabupaten. Tapi dengan data yang ada serta survei lokasi yang dilakukan oleh tim DPOD, tim melihat adanya potensi yang besar dari Sabu-Raijua menjadi daerah otonomi.

Demikian penjelasan ketua tim DPOD, Ujang Sudirman yang juga adalah Sekertaris Dirjen Otonomi Daerah (Otda), Kamis (14 Agustus) malam di rumah jabatan Bupati Kupang, Ibrahim A Medah.

Dikatakan, dari data yang ada di tim DPOD tentang wilayah Sabu-Raijua, ternyata tidak beda dengan apa yang mereka lihat langsung di lapangan. Sabu-Raijua mempunyai potensi yang sangat besar, baik itu dari wilayah, manusia serta perekonomian, infrastruktur dan sarana prasarana yang baik serta pariwisata.

Untuk itu diharapkan agar calon bupati yang nantinya akan memimpin Sabu-Raijua harus mempunyai integritas yang tinggi. Karena, Sabu-Raijua mempunyai potensi yang besar. Dengan demikian, hasil survei ini akan dilaporkan ke Depdagri serta DPR RI untuk diperjuangkan ke Presiden secepatnya untuk membentuk Kabupaten Sabu-Raijua.

Selain itu tegas Sudirman, kabupaten induk yakni Kabupaten Kupang harus menyiapkan anggaran untuk selama beberapa tahun dalam menopang kabupaten baru. Sementara itu, Bupati Kupang, Ibrahim A Medah sebelum memaparkan potensi yang ada di Sabu-Raijua mengucapkan terima kasih kepada tim DPOD yang telah bersedia melakukan survei ke Sabu-Raijua. Dipaparkan, Kabupaten Kupang telah melahirkan dua kota yaitu Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao. Kota Kupang tahun 1996 dan Rote Ndao tahun 2002.

Keduanya berhasil mandiri. Sedangkan, menuju Sabu-Raijua yang mempunyai potensi yang sangat besar baik itu pertanian, sumber daya alam serta sumber daya manusia.
Medah mengatakan, dengan melahirkan satu lagi kabupaten baru, bukan berarti Kabupaten Kupang tidak melihatnya.

Dimana, kabupaten induk (Kabupaten Kupang, red) telah menyediakan dana untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada, ketika Kabupaten Sabu-Raijua dibentk. Potensi yang paling besar sekarang ini diantaranya rumput laut, gula lontar, energi gas dan minyak bumi serta mangan yang depositnya sangat besar apabila dieksploitasi. Sabu-Raijua mempunyai enam kecamatan dengan jumlah desa 58 serta lima kelurahan dengan jumlah penduduk 91.870 jiwa.

Sementara itu, Wakil Bupati Kupang, Ruben Funay mengatakan, dirinya sangat optimis, Kabupaten Sabu-Raijua akan terbentuk dalam tahun ini. "Saya sangat optimis dengan potensi yang ada di Sabu-Raijua dan itu dalam tahun ini Kabupaten Sabu-Raijua sudah dapat dibentuk," ujarnya seraya menambahkan, dalam survei bersama tim DPOD, Sekertaris Dirjen Otonomi Daerah (Otda) sekaligus ketua tim PDOD, Ujang Sudirman mengatakan, data yang ada dilapangan tidak ada perbedaan, itu menunjukan, Sabu-Raijua mempunyai potensi yang perlu ditingkatkan menjadi daerah otonomi.

Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu yang dihubungi Timor Express melalui telpon selulernya di Seba, Jumat kemarin menjelaskan, kedatangan tim PDOP didampingi Wakil Bupati Kupang, Ruben Funay disambut enam camat daratan Sabu-Raijua bersama ribuan warga masyarakat Sabu-Raijua di bandara Terdamu Seba.

Rombongan diterima secara adat Sabu dengan 'cium hadha do hawu' (cium persahabatan Sabu, red) oleh gadis-gadis Sabu dan pengalungan selimut Sabu. Juga disambut tarian Ledo Hawu dan Pehere Jara sebagai tanda terima kasih masyarakat Sabu terhadap tamu yang datang di tanah Sabu.

Riwu mengatakan, rombongan bertemu enam camat se-Daratan Sabu-Raijua di rumah jabatan Camat Sabu Barat di Seba, kemudian menuju istana Tenihawu Raja Seba yang cikal bakal menjadi kantor bupati sementara, meninjau kantor Camat Sabu Barat, lokasi calon ibukota Kabupaten Sabu-Raijua, lokasi kompleks RSUD Sabu-Raijua di Menia, kantor Camat Sabu Tengah, kantor Camat Sabu Timur, lokasi sumber air Loko Eimada Bolou, dermaga Biu di Limagu Sabu Timur dan kantor Camat Sabu Liae di Eilogo.

"Peninjauan ke kantor Camat Hawu Mehara dan ke lokasi potensi mangan dan rumput laut di pantai Lederaga dan pantai Lobohede Kecamatan Hawu Mehara tidak jadi dilaksanakan karena sudah di buru waktu. Tepat pukul 15.00 Wita, rombongan sudah terbang ke Kupang," papar Wempy Imanuel Riwu.
0

Penyelesaian Pilkades Ledeana Tergantung Hasil Kesepakatan

Jumat, 15 Aug 2008

KUPANG, Timex - Kepala Bagian (Kabag) Hukum Setda Kabupaten Kupang, JR Djami menegaskan, masalah pemilihan kepala desa (pilkades) Ledeana Kecamatan Sabu Barat yang terkesan berlarut larut yang akhirnya... menjadi polemik panjang, karena ketika berproses sejak awal, sudah berangkat dengan kesalahan dalam pembentukan panitia penjaringan calon kepala desa.
Hal itu diungkapkan Djami ketika ditemui Timorr Express diruang kerjanya, Kamis (14 Agustus) kemarin.

Menurut Djami, semua laporan mengenai pilkades Ledeana sudah diterima, tetapi karena ada masalah dilapangan yang satu pihak (kubu yang menang pilkades, red) setuju di proses SK pengangkatan kepala desa oleh Bupati Kupang, sedangkan di satu pihak yang kalah dalam pilkades tetap ngotot tidak menerima kekalahan dan tidak mau menandatangani hasil pemilihan.

Hal ini mengakibatkan, kedua kubu calon kepala desa yang bermasalah saling tuding dan tidak ada yang mau mengalah. Kalau saja kedua belah pihak itu bermusyawarah dan sepakat, tentu masalah SK SK penetapan dan pengangkatan kepala desa sudah lama terbit yang ditandatangani Bupati Kupang.

“Saya dengar bapak bupati sudah meminta Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu untuk memfasilitasi masalah pilkades Ledeana antara kades terpilih, Hawu Herewila dan Martontje Djada Tiry calon kades yang kalah dalam pemilihan, tetapi hasilnya belum maksimal.

Kalau ditinjau dari sudut hukum, maka proses pilkades Ledeana itu sudah salah langkah sejak awal berproses. Yakni ketika BPD Ledeana membentuk dan memilih ketua panitia pilkades, ternyata Marthen Herewila adalah warga Desa Raedewa, tetangga Desa Ledeana.

“Jadi ketua BPD Ledeana seharusnya penduduk tetap yang tinggal di Desa Ledeana, itu sudah permintaan dan kriteria Perda Kabupaten Kupang Nomor 9 tahun 2006 yang mestinya ditaati oleh semua pihak,” tegas Djami.

Dikatakan, masalah pilkades Ledeana tergantung kedua belah pihak. Kalau keduanya merujuk dan ada kata sepakat menerima hasil pilkades, 5 Februari lalu, maka Pemda siap menerbitkan SK penetapan dan pelantikan kades.

Tapi kalau salah satu tetap bersikukuh tidak mau mengalah, sudah tentu kasus pilkades Ledeana diulang dan pejabat sementara (karateker, red) kades diangkat untuk menempati jabatan yang lowong dan pejabat karateker adalah orang kecamatan yang ditunjuk oleh Camat Sabu Barat.

Sementara, Kabag Pemdes Setda Kabupaten Kupang, Octo Radja Pono mengatakan, laporan Camat Sabu Barat sudah diterima berupa tembusan ke Pemdes, karena laporan camat ditujukan langsung ke Bupati Kupang.

“Walau demikian, kami tetap memberikan telaahan dan kronologis pilkades Ledeana kepada bupati melalui Sekda Kabupaten Kupang. Jadi kami tetap menunggu keputusan bapak Bupati Kupang sebagai solusi jalan terbaik untuk menjawab masalah pilkades Ledeana,” katanya.
0

Pilkades Ledeana Ada Kesalahan

Senin, 11 Aug 2008

KUPANG, Timex – Kepala Bagian Pemerintahan Desa (Kabag Pemdes) Setda Kabupaten Kupang, Octo Radja Pono yang ditemui Timor Express diruang kerjanya, Sabtu (9 Agustus) menegaskan...
laporan hasil pemilihan kepala desa (pilkades) Ledeana Kecamatan Sabu Barat, 5 Februari lalu, sudah diterima dari Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu, berdasarkan surat keputusan (SK) BPD dan ketua panitia pilkades Ledeana.

“Memang ada kesalahan fatal kalau kita mau akui secara jujur yang harus dipikul oleh ketua BPD Ledeana, Henny Senchkuisen dan ketua panitia pilkades, Marthen Here Wila yaitu, ketua BPD Ledeana tidak pernah memberi surat peringatan kepada kades supaya kepala Desa Ledeana, Hawu Herewila sudah harus mengajukan laporan pertanggungjawaban (LPj) dan mengajukan surat pengundurkan diri sebagai kepala desa sekurang-kurangnya enam bulan sebelum masa jabatan berakhir.

Hal itu dibiarkan berlalu saja tanpa beban, kemudian kades yang sudah purna bakti masih mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan yang kedua kali dan yang membuat fatal adalah ketua panitia pilkades Ledeana, Marthen Herewila bukan warga Desa Ledeana tetapi adalah warga Desa Raedewa yang ikut bermain dalam proses pilkades Ledeana,” kata Radja Pono.

Dikatakan, yang paling bertanggungjawab adalah ketua BPD Ledeana yang sengaja memasukan orang dari luar desa menjadi ketua panitia, sehingga hasil akhir pilkades menjadi kisruh dan menjadi polemik panjang. Semua proses pilkades akhirnya dikembalikan ke bawah (BPD Ledeana, red) sesuai permintaan Bupati Kupang supaya Camat Sabu Barat dapat memfasilitasi masalah tersebut.

“Memang dalam Perda Kabupaten Kupang Nomor 9 tahun 2006 tidak terdapat satu butirpun mengatakan ada pemilihan ulang. Kalau dalam perjalanan proses pilkades ada kesalahan, maka seluruh proses dinyatakan gugur. Kemudian Camat setempat harus mengangkat kareteker kepala desa untuk mempersiapkan calon kades lain.

Tentu yang sangat berperan adalah BPD harus membentuk panitia pemilihan kepala desa dan jangan pakai orang dari luar desa menjadi ketua atau anggota panitia. Karena hal itu akan menjadi rawan potensi kekacauan,” tegas Radja Pono yang juga Kadis Koperasi UKM Kabupaten Kupang ini.