Pohon Tuak Ganggu Penerbangan

Jumat, 26 Jun 2009,
Di Bandara Teridamu Seba


SABU, Timex--Sebagai kabupaten termuda, Kabupaten Sabu Raijua sudah memiliki satu bandar udara yakni bandara Teridamu-Seba. Sayang, keberadaan sejumlah pohon tuak (Lontar Red), pohon kelapa dan reok yang tumbuh disekeliling bandara sangat mengganggu penerbangan pesawat.
"Baik ketika hendak mendarat maupun lepas landas karena sering dikeluhkan oleh pilot," kata Camat Sabu Barat Wempy Imanuel Riwu dalam tatap muka dengan pemilik tanah di Seba, Rabu (24/6) kemarin.

Bandara Teridamu kata Wempy Imanuel Riwu harus diperluas dan diperpanjang agar bisa didarati pesawat yang lebih besar dengan 42 sit. Saat ini kata dia, dengan panjang landasan 900 meter dan lebar 30 meter sangat tidak memungkinkan didarati pesawat berbadan lebar.

Minimal jelas dia, panjang landsan pacu sekitar 1.500 meter. Hanya saja, sejumlah pohon tuak di sebelah barat, selatan dan timur bandara Teridamu harus ditebang. "Saya minta kepada pemilik tanah dan lokasi disekitar bandara segera menebang pohon yang sudah tinggi. Pemerintah akan memberi ganti rugi berapa pohon tuak dan kelapa yang ditebang," jelas Wempy Imanuel Riwu.

Sejauh ini jelas Wempy Imanuel Riwu, jadwal penerbangan ke Sabu dilayani dua kali dalam seminggu oleh pesawat Merpati jenis Cassa pada hari Selasa dan Rabu. Namun kapasitas pesawat ini sangat terbatas hanya 18 sit padahal jumlah penumpang cukup tinggi.

Terpisah Kepala Syahbandar Seba, F.F. Pandelaki mengaku arus penumpang yang menggunakan pesawat terbang maupun kapal laut cukup tinggi. Khusus kapal laut, rutin dilayani kapal perintis KMP Nemberala dan KMP Berguna. Sedangkan kapal ferry milik PT ASDP Indonesia Cabang Kupang tidak tentu karena selalu berubah-ubah.

Ia mengatakan meski jadwal ferry ke Sabu setiap hari Senin dan hari Jumat namun jadwal tersebut selalu berubah. Padahal pemerintah telah mengalokasikan dana dari APBN tahun anggaran 2009 untuk pembangunan dermaga ferry di sebelah timur Pelabuhan Seba.

0 komentar:

Posting Komentar