Selamatkan Lingkungan Hidup

Selasa, 04 Aug 2009,


SABU, Timex - Salah satu program Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly untuk menata pembangunan Kabupaten Sabu Raijua adalah program pelestarian alam dan lingkungan hidup yang semakin hari terjadi abrasi... pantai dan sungai, pembakaran padang dan hutan, penebangan pohon secara serampangan untuk pembangunan dan hilangnya berbagai jenis margasatwa di pulau Sabu.

“Kalau kita tetap memakai pola kebun berpindah dengan membabat hutan dan belukar serta membakar padang, hanya untuk membangun rumah dan lahan untuk kebun, maka kerusakan lingkungan dan alam sekitar kita tak terhindarkan dari kehancuran. Terjadi abrasi, tanah longsor, banjir dan kekeringan sumber air sehingga berdampak pada kehidupan manusia,” jelas Uly dalam kunjungan kerjanya ke Desa di daratan Sabu, belum lama ini.

Menurut Uly, dirinya akan meminta jajaran Polsek serta Babinsa Koramil Sabu Raijua, Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan aparat TNI-AL di Pos AL Sabu Raijua untuk mengawasi setiap kejadian pohon tuak (lontar, red) dan pohon tanaman keras lainnya secara serampangan, pembakaran padang dan hutan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, menertibkan mesin sensor pemotong kayu, larangan menembak burung dan pemakaian bom ikan di laut.

Dikatakan, sejak awal Juni hingga akhir Juli merupakan bulan sosialisasi program kerja Penjabat Bupati Sabu Raijua tentang lingkungan hidup bagi semua warga masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua. Apabila ada warga yang melanggar aturan atau dengan sengaja melakukan tindakan membabat hutan, membakar padang, membom ikan dan kedapatan menembak burung, maka akan ditindak tegas.

Secara terpisah, Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu yang dikonfirmasi Timor Express di Seba, Jumat (24/7) lalu, mengatakan, kebiasaan buruk masyarakat harus dihentikan. Banyak pohon besar di hutan yang ditebang termasuk pohon tuak mulai musnah, karena tidak ada peremajaan kembali.

Hutan menjadi gundul, sumber mata air kering dan menghilang, aliran sungai yang sejuk tidak lagi kelihatan dan sebagian besar sumur galian mengalami kekeringan. Hal ini merupakan dampak kerusakan lingkungan yang perlu diperbaiki dan direhabilitasi agar lahan, air dan hutan dapat dilestarikan untuk kehidupan yang berkelanjutan dan demi kesejahteraan masyarakat.

“Seperti moto dan semboyan Gubernur NTT Frans Lebu Raya tanam, tanam, tanam sekali lagi tanam dan rawat sampai hidup. Mari kita jaga dan pelihara lingkungan kita dengan kita menanam setiap jingkal tanah dengan berbagai tanaman,” kutip Wempy Imanuel Riwu.

0 komentar:

Posting Komentar